Banyak Suntikan Stimulus, Menperin Targetkan Industri Pulih Kuartal 3

Image title
Oleh Ekarina
7 Agustus 2020, 15:25
Banyak Stimulus, Industri Manufaktur Ditargetkan Pulih Kuartal III.
Donang Wahyu|KATADATA
Ilustrasi pabrik mobil. Pemerintah menargetkan sektor manufaktur pulih pada kuartal III 2020.

Alhasil, dia pun memprediksi peningkatan PMI manufaktur Indonesia pada kuartal III-2020, akan bergantung pada sektor manufaktur yang utilitasnya dapat meningkat signifikan.

"Khususnya sektor-sektor yang memiliki permintaan domestik tinggi seperti industri farmasi, alat kesehatan, serta makanan dan minuman,” ujar Agus. 

Data BPS juga mencatat pada triwulan II-2020, sektor industri logam dasar tumbuh 2,76%. Kinerja positif ini karena peningkatan kapasitas produksi besi-baja di Sulawesi Tengah. Selain itu, kontribusi pertumbuhan juga datang dari peningkatan ekspor logam dasar, seperti ferro alloy nickel dan stainless steel.

Berikutnya, industri kertas dan barang dari kertas percetakan dan reproduksi media rekaman yang tumbuh 1,10%. Capaian ini didukung dari peningkatan produksi kertas di beberapa sentra produksi seperti Riau, Sumatera Utara dan Sumatera Selatan. Selain itu, permintaan luar negeri  juga tercatat mengalami pertumbuhan.

Lalu, industri makanan dan minuman yang tumbuh 0,22%. Adapun, angka tersebut meningkat sekitar 1,87% jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Pertumbuhan sektor ini diidukung peningkatan ekspor minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan minyak inti kelapa sawit (palm kernel oil/PKO).

Untuk terus menggenjot kinerja industri, menurutnya sakah satu yang terpenting yakni dengan mengoptimalkan permintaan pasar. Sehingga, penyerapan terhadap produk-produk industri manufaktur di Indonesia bisa terjadi.

“Tentu ini menjadi pekerjaan rumah bagi kita. Stimulus bagi dunia industri akan terus kami gulirkan agar aktivitas industri bisa kembali normal,” katanya. 

Guna meningkatkan daya saing sektor industri, pemerintah akan mengintegrasikan peta jalan substitusi impor sebesar 35% pada 2022 dengan implementasi program Making Indonesia 4.0. Penggunaan teknologi diharapkan mampu menurunkan biaya operasional dan meningkatkan produktivitas dan utulisasi. 

Adapun utilisasi industri sempat anjlok di bawah 40% lantran banyak yang operasinya terhenti selama pandemi. Sejalan dengan upaya pemulihan saat ini, pemerintah menargetkan angka tersebut akan terus naik ke kisaran 60% pada akhir tahun dan pada 2021, utilisasi ditargetkan kembali normal di kisaran 75%.

Sementara itu, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (Gapmmi) Adhi S. Lukman memperkirakan industri mamin bakal kembali tumbuh 1% pada triwulan III. 

Peningkatan ini salah satunya dipicu oleh perbaikan daya beli, dampak kebijakam pemeritah maupun gelontoran gaji ke-13 pegawai negeri sipil (PNS).

Menurutnya, pemerintah telah berupaya untuk menjaga daya beli masyarakat melalui pemberian gaji ke-13 kepada PNS maupun memberi bantuan sosial kepada masyarakat kelas menengah ke bawah. Kemudian, ada insentif untuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) hingga Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Terbaru, pemerintah juga meluncurkan stimulus Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk pekerja dengan gaji di bawah Rp 5 juta.

Dengan langkah pemerintah tersebut, dia berharap dapat memperkuat perekonomian pada triwulan III dan IV tahun ini dan meningkatkan konsumsi, khususnya produknya makanan minuman. Adapun sepanjang tahun, industri makanan dan minuman diperkirakan tumbuh pada kisaran 1-2%

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...