Menakar Potensi Sido Muncul Setelah Stock Split di Tengah Pandemi

Pingit Aria
2 September 2020, 06:10
Berbagai jenis jamu produksi PT Sido Muncul.
Katadata
Berbagai jenis jamu produksi PT Sido Muncul.

Utang SIDO kuartal II 2020 sebesar Rp 366 miliar yang terbagi menjadi utang jangka pendek Rp 306 miliar dan utang jangka panjang Rp 60 miliar. Dalam laporan keuangan disebutkan, terjadi penurunan utang sebesar 16.6% karena penurunan utang pajak yang signifikan sebesar 48,3% menjadi Rp 57 miliar.

Dalam hal trading, Ellen menyebut SIDO sudah break out dari sideways panjangnya sejak bulan April. Break out terjadi pada tanggal 5 Agustus disertai dengan peningkatan volume yang besar.

“Kami mereferensikan SIDO untuk investasi jangka panjang. Hal ini karena kami melihat SIDO memiliki profitabilitas yang baik, dilihat dari pendapatannya yang stabil dan juga pertumbuhan laba yang konsisten dari tahun ke tahun,” kata Ellen. 

Kebal Pandemi

Analis Kresna Sekuritas Robertus Hardy mengatakan, SIDO sebenarnya memiliki portofolio produk yang kesehatan yang beragam dan paling diminati konsumen. Sekuritas pun tak ragu merekomendasikan saham produsen Tolak Angin ini.

“Kami berpandangan bahwa model bisnis perusahaan merupakan salah satu dari sedikit perusahaan yang bisa mempertahankan profitabilitas yang stabil di tengah pandemi corona,” tulisnya dalam laporan risetnya.

Kresna Sekuritas memproyeksikan pendapatan dan laba bersih Sido Muncul tahun ini bisa mencapai masing-masing Rp 3,11 triliun dan Rp 826 miliar. Proyeksi tersebut menjadi dasar bagi sekuritas yang untuk mempertahankan rekomendasi beli.

Memasuki 2020, perdagangan saham SIDO dibuka di level Rp 1.280. Sempat merosot hingga Rp 940 per unit, saham Sido Muncul dengan cepat bangkit, bahkan menarik investor asing. Harganya kini mencapai Rp 1.400.

Nilai wajar kapitalisasi pasar SIDO ditaksir sebesar Rp 22,65 triliun atau Rp 1.510 per saham dengan potensi kenaikan 22% .Target harga tersebut juga mempertimbangkan price-to-earning ratio (PER) dan price-to-book value (PBV) 27,4 dan 25,9x pada tahun 2020 serta 7,3 dan 7,1x pada tahun 2021.

Target harga terbaru tersebut lebih tinggi dari perkirakan sekuritas sebelumnya yakni Rp1.420 karena revisi proyeksi PER dan PBV pada tahun 2020 dan 2021 yang lebih rendah.  

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...