Ekspansi Manufaktur Belum Optimal, Pengusaha Harap Ada Insentif

Image title
2 Desember 2020, 19:57
Pandemi Covid-19, PMI, Industri, Manufaktur, Ekspor, Tekstil, Makanan Minuman
ANTARA FOTO/RAISAN AL FARISI
Ilustrasi pekerja industri tekstil. Menurut Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), permintaan produk tekstil di pasar ekspor dan dalam negeri mulai menggeliat.

Dari survei yang dirilis IHS Markit, PMI berada di atas peringkat 50 menandakan sektor manufaktur dalam tahap ekspansif. Menurut Kementerian Perindustrian,  PMI manufaktur Indonesia pada bulan ke-11 didorong oleh peningkatan produksi akibat pesanan bertambah signfikan selama tiga bulan terakhir.

Capaian ini juga sejalan dengan pelonggaran PSBB Jakarta pada pertengahan Oktober. Artinya, pembukaan kembali jalur produksi dapat memacu penjualan dan volume output.

 “Kami berupaya mempertahankan posisi ekspansi, bahkan meningkatkan angkanya di tahun depan seiring dengan program vaksinasi dari pemerintah,” ujar Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Achmad Sigit Dwiwahjono dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (1/12).

Kebijakan strategis yang dilakukan untuk mendukung pemulihan industri nasional, salah satunya melalui program substitusi impor 35% pada 2022.

“Saat ini kondisi sektor industri perlu pendalaman struktur serta perlu kemandirian bahan baku dan produksi, sehingga program ini kami prioritaskan pelaksanaannya,” ujarnya.

Substitusi impor juga diharapkan mampu memperbaiki persoalan lain seperti regulasi dan insentif yang belum mendukung sektor industri serta belum optimalnya penerapan program penggunaan Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri (P3DN).

Sepanjang 2020 dia memperkirakan pertumbuhan sektor industri nonmigas masih akan terkontraksi. Namun, membaik di angka -2,22%. Sedangkan, dengan asumsi pandemi Covid-19 sudah dapat dikendalikan dengan tersedianya vaksin dan aktivitas ekonomi mulai pulih, pertumbuhan sektor manufaktur diproyeksikan mencapai 3,95% pada 2021.

Menanggapi hasil survei PMI manufaktur Indonesia pada November 2020, Kepala Ekonom IHS Markit, Bernard Aw,  mengatakan, PSBB transisi memberikan dorongan bagi sektor manufaktur Indonesia pada pertengahan triwulan keempat, dengan data PMI yang menunjukkan peningkatan kondisi bisnis selama November.

Kenaikan ini sebagian besar didorong oleh kenaikan rekor tertinggi produksi di tengah laporan meluas beroperasinya kembali pabrik yang didiukung permintaan.

"Permintaan baru juga kembali meningkat, meskipun laju peningkatan hanya pada kisaran marginal. Keberlanjutan kenaikan PMI akan bergantung pada pemulihan permintaan yang lebih kuat," ujarnya. 

Halaman:
Reporter: Annisa Rizky Fadila
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...