Antisipasi Lonjakan Harga Bahan Pokok selama Libur Akhir Tahun

Image title
Oleh Ekarina
25 Desember 2020, 15:47
Pangan, Komoditas, Harga, Bahan Pokok, Pasar, Pertanian, Beras.
ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/aww.
Pembeli memilih sayuran di Pasar Induk Rau, Serang, Banten, Senin (14/12/2020). Perumda Pasar Jaya menambah stok bahan pokok untuk mencegah lonjakan harga selama Natal dan Tahun Baru.

Data BPS DKI Jakarta mencatat selama Januari-Desember tahun 2019 inflasi di DKI Jakarta mencapai 3,23%, lebih rendah dari inflasi pada periode yang sama tahun sebelumnya yaitu sebesar 3,27%. 

Sedangkan menurut Bank Indonesia, Indeks Harga Konsumen (IHK) DKI Jakarta periode November 2020 mengalami inflasi sebesar 0,27 % secara bulanan (month-to-month/ mtm), lebih tinggi dari inflasi Oktober yang tercatat sebesar 0,01%.

Direktur Eksekutif Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta Onny Widjanarko mengatakan, kenaikan inflasi di DKI Jakarta berasal dari kelompok makanan, minuman dan tembakau, kelompok transportasi, kelompok pendidikan, dan kelompok penyediaan makanan dan minuman atau restoran.

“Dengan perkembangan tersebut, inflasi tahunan DKI Jakarta pada November 2020 tercatat sebesar 1,66% (year on year/yoy), dengan inflasi tahun kalender sebesar 1,32 persen (year to date/ytd),” kata Onny melalui keterangan tertulis, Rabu (2/12).

Adapun kelompok makanan, minuman dan tembakau mengalami inflasi sebesar 0,82% (mtm) yang bersumber dari kenaikan harga daging ayam ras, cabai merah dan telur ayam ras.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo sebelumnya memastikan ketersediaan bahan pokok untuk menghadapi perayaan Natal dan Tahun Baru 2021 aman dan terkendali. Menurut Mentan, Indonesia memiliki stok beras yang cukup dengan produksi yang masih berlangsung.

"Pangan dasar yang kita kendalikan itu ada 11 dan semuanya dalam kondisi aman. Jadi beras,  jagung,  gula pasir, ada daging dan kebutuhan pokok lainnya. Mudah-mudahan 11 komoditi ini aman sampai akhir tahun mendatang," ujar Syahrul.

Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis, Musdhalifah Machmud juga memastikan bahwa saat ini Indonesia secara keseluruhan mampu melewati defisit pangan. Indonesia disebut memiliki stok pangan yang cukup, meski tengah menghadapi pandemi Covid 19.

"Ke depan, kita akan terus memantau harga setiap hari untuk mengantisipasi kekurangan dan lonjakan harga. Jika harga mulai naik, kita minta Bulog melakukan operasi pasar. Karena itu bulog harus segera melakukan penyerapan," ujarnya beberapa waktu lalu. 

Berdasarkan perkiraan ketersediaan beras dan kebutuhan pangan pokok dan strategis nasional sampai dengan akhir Desember 2020 masih tersedia dengan baik. Komoditas beras misalnya, diklaim masih ada surplus 6,5 juta ton, jagung surplus 1,5 juta ton, daging sapi surplus 131 ribu ton, dan daging ayam 275 ribu ton.

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...