Permintaan dan Harga Naik, Ekspor Minyak Sawit Juli Meningkat 35%
Secara keseluruhan, konsumsi domestik pada periode Januari-Juli 2021 tercatat 10,79 juta ton, atau naik 6,9%
Meski demikian, Gapki mencatat secara tahunan, konsumsi dalam negeri Januari-Juli 2021 naik 6,9% lebih tinggi dari tahun 2020. Pada Januari-Juli 2020, total konsumsi dalam negeri hanya sebesar 10,09 juta ton.
Untuk produksi minyak sawit, pada bulan Juli mencapai 4,06 juta ton, turun 426 ribu ton dari produksi bulan Juni yang mencapai 4,91 juta ton. Penurunan tersebut disebabkan oleh faktor musiman. Sementara itu, untuk produksi palm kernel oil (PKO) bulan Juli juga turun menjadi 385 ribu ton dari 426 ribu ton pada bulan Juni.
“Meskipun demikian, tren produksi selama tahun 2021 adalah naik dengan laju rata-rata 177 ribu ton per bulan,” katanya.
Sebagai informasi, Menteri Keuangan Sri Mulyani menaikkan batas pengenaan tarif progresif ekspor produk kelapa sawit, termasuk crude palm oil (CPO) dari US$ 670/MT menjadi US$ 750/MT. Pengenaan tarif berlaku efektif sejak Juli.
Penyesuaian tarif pungutan ekspor tersebut merupakan tindak lanjut keputusan Komite Pengarah Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Besaran tarif pungutan ekspor produk kelapa sawit, termasuk CPO dan produk turunannya ditetapkan berdasarkan harga referensi Kementerian Perdagangan dengan cut off perhitungan pungutan tarif tersebut adalah tanggal penerbitan Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB).