Harga Minyak Goreng dan Cabai Merah Besar Melonjak dalam Sepekan

Image title
Oleh Maesaroh
8 November 2021, 13:57
harga minyak, minyak goreng, minyak, cabai
ANTARA FOTO/Adeng Bustomi/wsj.
Pekerja mengemas minyak goreng curah di Pasar Subuh, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Selasa (2/11/2021). Harga minyak goreng curah mengalami kenaikan akibat kurangnya pasokan.

Kemendag meminta produsen minyak goreng sawit untuk tetap memproduksi minyak goreng curah dan minyak goreng kemasan sederhana dengan harga terjangkau minimal hingga menjelang hari Natal dan Tahun Baru 2022.

 “Kami juga terus memantau pendistribusiannya dengan menggandeng asosiasi ritel modern agar minyak goreng kemasan sederhana mudah dijangkau seluruh lapisan masyarakat," tutur Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Oke Nurwan, dalam siaran pers, pekan lalu.

Dia menambahkan kenaikan harga minyak goreng lebih dikarenakan harga internasional yang naik cukup tajam. 

Pasalnya, pasokan minyak goreng di masyarakat saat ini aman. Kebutuhan minyak goreng nasional sebesar 5,06 juta ton per tahun, sedangkan produksinya bisa mencapai 8,02 juta ton.

Oke mengatakan meskipun Indonesia adalah produsen CPO terbesar di dunia namun kondisi di lapangan menunjukkan sebagian besar produsen minyak goreng tidak terintegrasi dengan produsen CPO.

"Dengan entitas bisnis yang berbeda, tentunya para produsen minyak goreng dalam negeri harus membeli CPO sesuai dengan harga pasar lelang dalam negeri,"tuturnya.

 Kondisi tersebut membuat kenaikan harga CPO internasional akan berpengaruh kepada harga CPO di dalam negeri.

Kenaikan harga minyak goreng juga turut dipicu turunnya panen sawit pada semester kedua.

Kondisi ini membuat suplai CPO menjadi terbatas dan menyebabkan gangguan pada rantai distribusi industri minyak goreng.

Juga,  adanya kenaikan permintaan CPO untuk pemenuhan industri biodiesel seiring dengan penerapan kebijakan B 30 serta melonjaknya permintaan global akibat krisis energi di Cina, India, dan Eropa.

Sementara itu, harga telur dan daging ayam belum juga menunjukan kenaikan. Harga telur ayam bahkan terus mengalami penurunan.

Jika pada awal September, harga telur ayam masih dibanderol Rp 24.600/kg maka pada awal November harganya berkisar Rp 23.800/kg.

 Masih belum membaiknya kondisi peternak telur inilah yang kemudian membuat Paguyuban Peternak Rakyat Nusantara ( PPRN ) dan mahasiswa dari sejumlah universitas kembali menggelar protes.

Pada Senin (8/11), PPRN bersama mahasiswa dari sejumlah universitas seperti Universitas Padjadjaran dan Universitas Gdjah Mada menggelar aksi di depan kantor Ombudsman Jakarta.

Mereka meminta Ombudsman untuk  menegur dan memanggil Kementerian Pertanian ( Kementan ) dan Kementerian Perdagangan ( Kemendag ) karena belum menjalankan hasil dari Pakta Integritas untuk membereskan masalah perunggasan.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...