Cegah Garam Impor Rembes ke Konsumsi, Produsen Minta SNI Direvisi

Andi M. Arief
23 Maret 2022, 17:03
Petani menunjukkan bibit garam saat produksi garam tradisional di Desa Lancok, Kecamatan Syamtalira Bayu, Aceh Utara, Aceh, Rabu (23/6/2021). ANTARA FOTO/Rahmad/rwa.
ANTARA FOTO/Rahmad/rwa.
Petani menunjukkan bibit garam saat produksi garam tradisional di Desa Lancok, Kecamatan Syamtalira Bayu, Aceh Utara, Aceh, Rabu (23/6/2021). ANTARA FOTO/Rahmad/rwa.

"Dan itu (garam impor) tidak sehat (untuk langsung dikonsumsi). Seperti air mineral, bukan H2O murni kebutuhannya, (air konsumsi) butuh mineral," kata Arif. 

Menurut data survei geologis Amerika Serikat (AS) atau US Geological Survey, total produksi garam di seluruh dunia sebanyak 290 juta metrik ton pada 2021. Jumlah ini meningkat 3,6% dari tahun sebelumnya yang sebesar 280 juta metrik ton.

Negara penghasil garam terbesar di dunia adalah Tiongkok dengan jumlah produksi sebanyak 64 juta metrik ton atau menyumbang 22,07% dari total produksi garam dunia. Amerika Serikat menyusul di urutan kedua dengan produksi sebesar 40 juta metrik ton.

Produksi garam di India dilaporkan sebanyak 29 juta metrik ton. Kemudian, produksi garam di Jerman dan Australia masing-masing sebesar 15 juta metrik ton dan 12 juta metrik ton.

Permintaan garam diprediksi akan meningkat pada 2022 terutama di kawasan Asia. Ekspor garam Australia dan India telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir untuk memenuhi permintaan yang besar dari Tiongkok.

Laporan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyebutkan, produksi garam pada 2017-2018 meningkat masing-masing sebesar 561,3% dan 144,7% menjadi 1,1 juta dan 2,7 juta ton. Penurunan terbesar produksi garam nasional terjadi pada 2016, yaitu mencapai 93,23% dari 2,5 juta ton menjadi 168 ribu ton.

Sementara itu, kebutuhan garam setiap tahun selalu meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan pertumbuhan industri. 

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...