Industri Makin Ekspansif, Impor Bahan Baku Maret Naik 32,6%

Tia Dwitiani Komalasari
18 April 2022, 16:13
Pekerja melakukan bongkar muat peti kemas dengan m,enggunakan alat berat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (14/4/2022).
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/YU
Pekerja melakukan bongkar muat peti kemas dengan m,enggunakan alat berat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (14/4/2022).

 Tantangan pertama yaitu kenaikan harga barang atau inflasi akan jauh lebih tinggi sementara kenaikan harga beruntun terjadi di pangan maupun energi. Kedua, akan terjadi penurunan minat belanja masyarakat paska lebaran ketika THR mulai menipis, khususnya kelas menengah.

“Hal ini akan pengaruhi sektor retail, kendaraan bermotor, properti hingga barang elektronik,” ujarnya.

 Tantangan ketiga, kondisi tenaga kerja masih belum positif dibuktikan dengan kontraksi sebesar 1,44% pada saldo bersih tertimbang (SBT) pada kuartal I 2022.  Saldo bersih tertimbang adalah metode yang digunakan Bank Indonesia untuk mengukur kegiatan usaha, harga jual, dan penggunaan tenaga kerja.

“Jika inflasi naik terlalu tinggi sementara serapan tenaga kerja terbatas dikhawatirkan terjadi stagflasi,” kata Bhima. Stagflasi adalah kondisi dimana inflasi tinggi, pertumbuhan ekonomi lambat, dan tingkat pengangguran tinggi

Sementara tantangan keempat adalah naiknya suku bunga pinjaman perlu mendapat perhatian karena meningkatkan beban terhadap konsumen. Untuk kredit kendaraan bermotor misalnya diperkirakan bunga pinjaman naik 1-2%.

 Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan besi dan baja menjadi bahan baku yang peningkatan impornya tertinggi yaitu bertambah US$ 399,9 juta pada Maret 2022. Pada 2021,  impor besi dan baja Indonesia meningkat 14,81% menjadi 13,04 juta ton.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...