Strategi Pemulihan Inklusif untuk Perbaikan Pasar Tenaga Kerja

Muhammad Taufik
Oleh Muhammad Taufik - Tim Riset dan Publikasi
28 April 2022, 01:00
Pasar tenaga kerja butuh strategi inklusif
PBB

”Kami harus mengapresiasi terhadap pemerintah yang telah membuka Balai Lapangan Kerja (BLK). Tapi momen pasca pandemi harus diingat, transformasi digital harus diutamakan,” katanya.

Di sisi lain, banyaknya pemutusan hubungan kerja dan perubahan komposisi tenaga kerja membutuhkan adaptasi baru. Adaptasi ini juga harus mengutamakan pada kesetaraan dan keadilan sosial.

”Bantuan sosial bagus, tapi ada ketimpangan gender di mana akses bantuan untuk perempuan lebih sulit,” kata Elly seraya menambahkan harus ada terobosan untuk kesetaraan dan inovasi model ekonomi, seperti ekonomi hijau atau ekonomi sirkular.

Adapun Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Danang Girindrawardana, mengatakan implementasi strategi pemulihan tidak bisa digeneralisasi untuk semua kelompok usaha.

Setiap kelompok usaha seharusnya mempunyai penanganan khusus yang telah dikategorikan berdasar skala bisnisnya.

"Ini penting sekali karena kadang-kadang kebijakan publik terlalu digeneralisasi, sehingga tidak bisa menyasar segmen-segmen tertentu,” ujarnya.

Padahal, kaum pekerja sekitar 90 persen berada di sektor usaha menengah, kecil dan bahkan kecil sekali. ”Jadi fokus kebijakan bisa diarahkan ke sana," kata Danang.

Terkait dengan pengembangan sumber daya manusia (SDM), Danang mengatakan dunia usaha saat ini tengah memprioritaskan inovasi, penyesuaian teknologi, dan peningkatan keterampilan tenaga kerja. Semuanya berpusat pada pengembangan SDM sekaligus inovasi di sektor ketenagakerjaan.

”Penting juga kemampuan beradaptasi dengan lingkungan sosial saat ini, yang mengharuskan kita menaati protokol kesehatan,” ujarnya.

Menurut dia, pemerintah juga perlu sigap menghadapi berbagai tantangan yang sekarang ini tengah menjadi tren dunia. Pemerintah perlu responsif melakukan pembaruan regulasi yang berdasarkan perkembangan situasi di dunia industri.

Penyesuaian regulasi terhadap perkembangan situasi di dunia industri, menurut Danang, akan membuat hubungan perusahaan dengan karyawan bisa terus berkembang secara positif.

Kendati tak luput dari berbagai kendala teknis, tapi tetap ada optimisme bahwa relasi industrial di masa depan akan berjalan lebih dinamis.

“Secara regulasi, pada dasarnya hubungan perusahaan dengan karyawan secara makro baik. Meski ada kendala, tapi ada pertumbuhan berjalan dinamis dan organik,” kata dia.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...