MRT Jakarta Godok Skema Konsorsium dan Dana Proyek Fase III Rp160 T
Menurut dia, proyek MRT Fase III tersebut sangat berbeda dengan dua fase sebelumnya, namun tetap membutuhkan dukungan penuh dari pemerintah. William pun memaparkan sejumlah perbedaan proyek tersebut, selain panjangnya jalur dan besarnya biaya pembangunannya.
Perbedaan itu antara lain, mekanisme pembangunannya yang berorientasi koridor. Jadi, focus pembangunan perkotaan (city regeneration), alias tidak hanya membangun transportasi MRT.
Selain itu, berorientasi pada target pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) 2030, penggunaan energi baru dan terbarukan (EBT) dan pengurangan emisi karbon. “Energi pada kereta menggunakan hidrogen dan solar,” kata William.
Perbedaan lainnya adalah pengembangan Transit Oriented Development (TOD) berjalan paralel dengan pembangunan konstruksi MRT. “Kalau fase sebelumnya TOD dibangun setelah MRT beroperasi,”katanya. Estimasinya, MRT Fase III tersebut akan mengangkut 1,2 juta penumpang setiap hari.
Pembangunan Fase III akan dibagi dalam beberapa tahap. Tahap pertama jalur Taman Anggrek – Ujung Menteng sepanjang 23,1 km. Tahap kedua jalur Kembangan – Taman Anggrek 10,8 km. Adapun, tahap berikutnya jalur Balaraja – Kembangan 28,4 km dan Ujung Menteng – Cikarang 21,9 km. Saat ini perencanaan proyek Fase III dalam proses Engineering Service (Aligment Study & BED) oleh Kementerian Perhubungan.
Di sisi lain, proses pembangunan fisik Fase II koridor Bundaran HI – Kota sepanjang 6,3 km sudah mencapai 38,8% per 15 Mei lalu. Proyek yang mulai memasuki tahap pengeboran ini ditargetkan rampung pada Maret 2025 untuk jalur Bundaran HI – Harmoni dan pada Agustus 2027 untuk jalur Harmoni – Kota.