Pemerintah akan Longgarkan Keran Ekspor Demi Serap Sawit Petani
Selain itu, pemerintah juga telah meniadakan pungutan ekspor (PE) CPO pada 15 Juli - 31 Agustus 2022 sehingga biaya ekspor yang dikeluarkan eksportir CPO berkurang US$ 200 per ton selama 48 hari.
Plt Direktur Bahan Pokok dan Penting Kemendag Isy Karim mengatakan, pemerintah masih melihat sejauh apa dampak peniadaan pungutan ekspor CPO. Isy menilai, lambatnya laju ekspor CPO disebabkan oleh aspek logistik, seperti minimnya fasilitas pengangkutan dan sulitnya mendapatkan kontrak dengan pihak luar negeri. Di samping itu, Isy berpendapat bahwa sebagian pembeli CPO Indonesia masih menunggu perkembangan kebijakan industri CPO Indonesia.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan akan bertemu dengan pelaku industri minyak goreng nasional. Dalam pertemuan tersebut, agenda yang akan dibahas adalah jaminan bahwa pasokan minyak goreng untuk dalam negeri sebanyak 3 juta ton per tahun dapat dipenuhi oleh para pelaku industri.
Zulkifli mengatakan telah mendapatkan arahan untuk meningkatkan harga TBS sawit lebih dari Rp 2.000 per kilogram (kg). Asosiasi Petani Kelapa Sawit (Apkasindo) mendata rata-rata harga TBS dari kebun petani swadaya baru mencapai Rp 1.300 per kg pada 23 Juli 2022, sedangkan dari kebun petani bermitra senilai Rp 1.509 per Kg.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif PASPI Tungkot Sipayung mengatakan, Indonesia perlu membatasi ekspor minyak sawit mentah (CPO) untuk mencegah tekanan pada harga CPO global yang sedang turun. Di sisi lain, tandan buah segar sawit (TBS) dari petani perlu segera diserap untuk menjaga keberlanjutan ekosistem industri sawit.
Oleh karena itu, Tungkot menilai perlu ada upaya untuk menyerap produksi TBS sawit sembari tetap menjaga volume ekspor. Salah satu caranya, yaitu dengan meningkatkan program biodiesel.