Produsen Angkat Bicara Soal Kelangkaan Minyak Goreng Sejak Awal 2022

Andi M. Arief
13 September 2022, 21:56
Minyak Goreng
Arief Kamaludin/Katada
Indofood tower

Produsen angkat bicara soal penyebab kelangkaan minyak goreng yang terjadi pada Februari 2022 hingga pertengahan Maret 2022. Disebutkan, minimnya ketersediaan minyak goreng di pasar merupakan strategi perusahaan minyak goreng untuk menghindari kerugian.

Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk Franciscus Welirang atau Franky mengatakan, harga minyak goreng saat itu tinggi karena kenaikan harga minyak sawit mentah (CPO) internasional. Harga CPO internasional yang tinggi membuat produsen CPO lebih memilih menjual barangnya ke pasar ekspor daripada industri domestik.

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau Gapki mendata harga CPO per Maret 2022 di Rotterdam mencapai US$ 1.813 per ton atau naik US$ 291 per ton dari bulan sebelumnya. Sementara itu, harga CPO di dalam negeri mencapai US$ 1.151 per ton.

Dengan demikian, industri domestik membeli harga CPO dengan harga internasional. Dengan demikian, biaya produksi minyak goreng pun naik secara signifikan.

"Saat itu pemerintah menetapkan harga minyak goreng saat itu Rp 14.000 per liter. Jika itu dilakukan, semua perusahaan minyak goreng rugi. Itu akibatnya semua produsen minyak goreng tidak bisa menjual hasil produksi karena tidak ada masa transisi," kata Franky dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VII, Selasa (13/9).

Sebagai informasi, emiten makanan dan minuman milik Grup Salim ini memproduksi minyak goreng kemasan premium melalui anak usahanya, yakni PT Salim Ivomas Pratama Tbk atau SIMP. INDF memiliki 73,46% saham SIMP melalui anak usahanya, Indofood Agri Resources Ltd, sebesar 73,46% dan secara langsung sebesar 6,68%.

Jenis minyak goreng yang diproduksi oleh SIMP adalah minyak goreng kemasan premium dengan merek dagang Bimoli. Berdasarkan catatan Katadata, harga jual Bimoli pada kuartal I-2022 sempat menyentuh harga Rp 25.000 per liter.

Franky mengatakan, kebijakan pemerintah terkait satu harga minyak goreng senilai Rp 14.000 per liter membuat peritel yang menjual Bimoli terancam terkena pidana. Maka dari itu, lanjut Franky, pihaknya tidak bisa menjual Bimoli di pasaran.

"Akibatnya, kelihatannya minyak goreng langka di pasaran, padahal itu yang terjadi," kata Franky.

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief
Editor: Lavinda
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...