Harga Pupuk Naik hingga 300%, Produksi Sawit Diperkirakan Anjlok 40%

Tia Dwitiani Komalasari
23 Oktober 2022, 12:30
Pekerja memuat tandan buah segar di Desa Kubu, Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan TengahJumat (19/8).
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Pekerja memuat tandan buah segar di Desa Kubu, Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan TengahJumat (19/8).

Harga pupuk naik hingga 300% akibat pembatasan Covid-19 yang diperparah oleh invasi Rusia ke Ukraina. Kondisi itu menyebabkan banyak petani sawit rakyat tidak mampu untuk membeli pupuk untuk kebunnya.

Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia, Gulat Manurung, mengatakan jika sebanyak 65% petani sawit otomatis tidak memupuk tanamannya karena tidak bisa beli pupuk. Terdapat juga 25% petani yang masih melakukan pemupukan namun hanya setengah dosis.

"Sebanyak 10% petani memupuk, tapi menggunakan pupuk organik atau pupuk yg tidak jelas kualitasnya," kata Gulat dalam keterangan tertulis, belum lama ini.

Dia mengatakan, kejadian tersebut sudah berlangsung sejak enam bulan lalu. Hal ini sangat berbahaya karena akan mempengaruhi produktivitas kebun sawit rakyat. 

"Diperkirakan mulai pertengahan tahun depan, produktivitas kebun sawit rakyat akan anjlok sampai 40% sebagai dampak perilaku pemupukan kebun sawit rakyat tadi," ujarnya.

Harga TBS sawit masih rendah

Gulat mengatakan, petani juga kesulitan membeli pupuk karena penghasilannya berkurang. Sejak pemerintah menerapkan kebijakan larangan ekspor mulai 28 April hingga 22 Mei 2022, harga TBS sawit merosot tajam.

Hal itu menyebabkan petani mengalami kerugian dan kehilangan pemasukan. Lima bulan setelah larangan ekspor dicabut, harga TBS sawit masih di bawah rata-rata harga penetapan Dinas Perkebunan dari 22 Provinsi yaitu Rp 2.200 per kg.

"Harga TBS dibeli PKS utk petani swadaya masih rerata Rp 1.800 per kg dan petani bermitra Rp 2.048 per kg," ujarnya.

Menurut Gulat, harga TBS sawit di tingkat petani seharusnya mencapai Ro 2.600 hingga Rp 2.750 per kg. Hal itu dihitung berdasarkan harga CPo global dan juga peningkatan ekspor produk sawit Indonesia saat ini.

 Sepanjang 2021, sebagian besar persediaan minyak sawit Indonesia digunakan untuk kebutuhan ekspor. Menurut data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), total produksi minyak sawit Indonesia pada 2021 mencapai 51,3 juta ton.

Rincian produksinya terdiri dari minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) sebanyak 46,88 juta ton dan minyak inti sawit kasar (crude palm kernel oil/CPKO) 4,41 juta ton.

Selain dari hasil produksi, persediaan minyak sawit Indonesia pada 2021 juga ditambah dengan impor sebanyak 59 ribu ton, serta stok awal sebanyak 4,86 juta ton.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...