Nilai Ekspor CPO Indonesia Naik 3,7% pada 2022, Namun Volume Turun

Tia Dwitiani Komalasari
19 Januari 2023, 17:03
Sejumlah truk pengangkut Tanda Buah Segar (TBS) kelapa sawit mengantre untuk pembongkaran di salah satu pabrik minyak kelapa sawit milik PT.Karya Tanah Subur (KTS) Desa Padang Sikabu, Kaway XVI, Aceh Barat, Aceh, Selasa (17/5/2022).
ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/rwa.
Sejumlah truk pengangkut Tanda Buah Segar (TBS) kelapa sawit mengantre untuk pembongkaran di salah satu pabrik minyak kelapa sawit milik PT.Karya Tanah Subur (KTS) Desa Padang Sikabu, Kaway XVI, Aceh Barat, Aceh, Selasa (17/5/2022).

Larangan ekspor minyak sawit mentah atau CPO tersebut ternyata berdampak signifikan pada petani kelapa sawit. Tandan buah segar atau TBS yang mereka panen tidak diserap industri yang setop berproduksi. Harga TBS pun anjlok meskipun pemerintah telah mencabut kembali larangan ekspor sebulan kemudian.

Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia, gulat Manurung, mengatakan bahwa kerugian petani mencapai Rp 14 triliun akibat penerapan kebijakan larangan ekspor CPO.

 Ekspor ke Uni Eropa Diprediksi Turun

Sementara itu, Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau Gapki  Fadhil Hasan menyatakan bahwa ekspor produk kelapa sawit Indonesia ke Uni Eropa terus turun setiap tahunnya. Ekspor sawit tersebut akan terus turun akibat kebijakan Uni Eropa yang melarang impor CPO hasil deforestasi hutan.

Fadhil mengatakan ekspor ke Uni Eropa sebelumnya sudah turun setelah adanya RED II dan tudingan subsidi. Dengan adanya aturan deforestasi, ekspor sawit Indonesia ke Uni Eropa aka semakin turun.

"Sekarang saja ekspor ke Uni Eropa 4 juta kilo liter dari biasanya 5 juta kilo liter," ujarnya kepada Katadata.co.id, Sabtu (14/1).

Dia mengatakan, penurunan tersebut bukan hanya bahan bakar nabati atau biofuel, melainkan juga pangan dan industri. Dia mengatakan, penerapan B35 memang akan membantu meyerap produksi sawit.

Bahan bakar B35 akan berada di SPBU mulai 1 Februari 2023. Namun demikian. penyerapan domestik tidak akan bisa mengimbangi volume dan nilai ekspor. Dengan demikian, industri sawit Indonesia perlu melakukan diversifikasi negara tujuan ekspor.


Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...