Pengusaha Ungkap Faktor Produksi Penyebab Ekspor Sawit 2022 Melorot
Di sisi lain Joko mengatakan bahwa upaya replanting tidaklah mudah. Butuh waktu dan perencanaan yang matang dari para pengusaha untuk melakukan replanting. Karena itu, dia berharap agar setiap pengusaha kelapa sawit mempunyai inisiatif yang tinggi untuk pertahankan kinerja masing-masing, dan mempercepat realisasikan replanting agar pertumbuhan kelapa sawit bisa meningkat, sehingga ekspor pun menjadi naik.
Secara keseluruhan, penurunan ekspor 2022 juga terjadi untuk tujuan Uni Eropa yang menurun hingga 23% dibanding tahun sebelumnya. Nilai ekspor minyak sawit mentah tersebut diperkirakan akan semakin turun tahun ini akibat kebijakan Uni Eropa yang melarang impor CPO hasil deforestasi hutan.
Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau Gapki, Fadhil Hasan mengatakan bahwa ekspor sawit ke Uni Eropa menurun karena berbagai hambatan. Salah satunya adalah adanya Red II dan tuduhan subsidi dari Indonesia.
"Dengan adanya deforestation regulation diperkirakan ekspor akan semakin menurun karena aturan tersebut berlaku umum bukan hanya terkait biofuel. Tapi juga untuk pangan dan industri," ujar Fadhil beberapa waktu lalu.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, volume ekspor negara-negara Uni Eropa mencapai 2,05 juta ton. Volume ekspor tersebut turun 23% dibandingkan 2021 yang mencapai 2,66 juta ton
Sedangkan, untuk harga minyak sawit (Crude Palm Oil/CPO) di Pasar Spot Rotterdam tetap bertahan dalam sembilan hari terakhir di angka US$ 1.022,5 per Metrik Ton pada perdagangan Minggu, 15 Januari 2023. Harga CPO sempat menyentuh level tertingginya US$ 1.065 per Metrik Ton yang terjadi pada Senin, 02 Januari 2023.