Disetujui DPR, Ini Rincian Pembengkakan Biaya Proyek Kereta Cepat

Andi M. Arief
20 September 2023, 14:51
Warga berfoto di depan kereta cepat setibanya di Stasiun Kereta Cepat Halim, Jakarta, Sabtu (16/9/2023). PT KCIC mengajak warga sekitar Stasiun Tegalluar untuk menjajal Kereta Cepat Jakarta Bandung menuju Stasiun Halim sebelum diresmikan dan dioperasikan
ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/foc.
Warga berfoto di depan kereta cepat setibanya di Stasiun Kereta Cepat Halim, Jakarta, Sabtu (16/9/2023). PT KCIC mengajak warga sekitar Stasiun Tegalluar untuk menjajal Kereta Cepat Jakarta Bandung menuju Stasiun Halim sebelum diresmikan dan dioperasikan secara penuh pada 1 Oktober mendatang.

Pemerintah telah menetapkan kenaikan biaya atau cost overrun proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung atau KCJB senilai US$ 1,2 miliar atau sekitar Rp 18 triliun. Sebagian pembayaran cost overrun tersebut direncanakan menggunakan anggaran negara.

Awalnya, Cina mengajukan biaya pembangunan proyek KCJB senilai  US$ 5,5 miliar atau sekitar Rp 83,6 triliun. Namun dalam perjalanannya, biaya proyek KCJB tersebut membengkak menjadi US$ 7,5 miliar atau Rp 114,1 triliun per November 2022.

Plt Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia atau KAI, John Robertho, memaparkan pemerintah menyepakati nilai pembengkakam biaya proyek KCJB senilai US$ 1,44 miliar pada akhir 2022. Namun, angka tersebut ditekan menjadi US$ 1,2 miliar pada 5 Juli 2023.

John menyatakan, penekanan pembengkakan biaya tersebut disepakati antara Kementerian Keuangan serta Komisi Reformasi dan Pembangunan Nasional pemerintah Cina. Adapun, sebagian dana cost overrun tersebut berasal dari China Development Bank senilai US$ 550 juta.

Dibiayai APBN

Pembengkakan biaya tersebut membuat pemerintah memutuskan untuk menyertakan APBN dalam dalam dana proyek KCJB. Padahal sebelumnya, pengerjaan proyek KCJB dijanjikan tidak akan melibatkan APBN.

Penyertaan APBN tersebut melalui Penyertaan Modal Negara atau PMN yang disalurkan ke PT Kereta Api Indonesia. John mencatat, KAI telah menerima Penyertaan Modal Negara senilai Rp 3,2 triliun untuk penambahan setoran modal ke PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia atau PSBI. Adapun PSBI adalah konsorsium perusahaan negara dalam proyek KCJB.

Secara rinci, KCJB dioperasikan oleh PT Kereta Cepat China Indonesia atau KCIC. PSBI memegang pemilikan saham sebesar 60% dalam KCIC, sementara selebihnya dikuasai oleh  Beijing Yawan HSR Co Ltd.

John menjelaskan penambahan setoran modal tersebut dilakukan sebagai pemenuhan cost overrun. Namun John mengaku penurunan nilai cost overrun pada Juni 2023 membuat dana setoran diubah menjadi Rp 2,7 triliun.

"PMN yang diberikan pada 2022 senilai Rp 486 miliar akan digunakan sebagai penyangga untuk penjaminan KAI dalam pembayaran pinjaman kepada China Development Bank," kata John dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR, Selasa (19/9).

John mengatakan, seluruh dana untuk pembayaran cost overrun KCJB telah disetujui dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VI yang dilakukan hari ini.

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...