Pengusaha Minta Revisi Moratorium Ekspansi Kebun Sawit, Ini Alasannya

Andi M. Arief
27 Februari 2024, 20:28
sawit, biodiesel, gapki
ANTARA FOTO/Yudi/Spt.
Pekerja mengangkut tandan buah kelapa sawit di kawasan PT Perkebunan Nusantara II, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Sabtu (17/2/2024).

Namun Eddy berharap ekspansi tersebut tidak dilakukan perkebunan sawit besar swasta dengan tujuan memenuhi kebutuhan industri biodiesel pada masa depan. Menurutnya, hal tersebut penting agar citra perusahaan sawit cenderung mendukung peningkatan produksi dan bukan mencari keuntungan.

Volume Ekspor Bisa Berkurang

Eddy mengatakan laju konsumsi sawit nasional akan mengurangi volume ekspor sawit tahun ini. Apalagi menurutnya, perekonomian negara-negara tujuan ekspor CPO nasional belum membaik, khususnya Amerika Serikat dan Cina.

Berdasarkan data Gapki, total ekspor CPO dan PKO nasional tahun lalu mencapai 32,21 juta ton. Angka tersebut susut 2,82% dari capaian 2022 sejumah 33,15 juta ton.

Eddy mengatakan revisi moratorium tersebut penting agar volume produksi untuk pasar global tidak terkoreksi kebutuhan nasional. Sebab, produksi sawit Indonesia dibutuhkan oleh negara lain, contohnya Pakistan.

Eddy mencatat 90% kebutuhan minyak sawit mentah atau CPO Pakistan berasal dari Indonesia. Pada 2023, volume ekspor ke Pakistan mencapai 2,52 juta ton.

Ia mengatakan masyarakat di Pakistan khawatir dengan pertumbuhan konsumsi nasional. Sebab, hal tersebut akan mengurangi volume CPO yang dapat diekspor ke pasar global.

"Jadi, harus hati-hati dalam menaikkan campuran program Biodiesel karena produksi kita bukan hanya dibutuhkan dalam negeri, dunia pun membutuhkan," katanya.

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...