Gelombang II Covid-19 di Eropa, Austria dan Portugal Lockdown

Arie Mega Prastiwi
Oleh Arie Mega Prastiwi - Tim Riset dan Publikasi
1 November 2020, 11:51
Massimo Pinca Seorang pria dengan masker pelindung berjalan di pasar Madama Cristina, yang sepi setelah pemerintah Italia melaksanakan penutupan daerah besar di utara Italia, di Turin, Italia, Senin (9/3/2020).
ANTARA FOTO/REUTERS/Massimo Pinca/nz/cf

Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO pada Selasa (27/10), Eropa melaporkan 1,3 juta kasus baru dalam tujuh hari terakhir. Jumlah tersebut hampir separuh dari sekitar 2,9 juta kasus yang dilaporkan di seluruh dunia.

Pemerintah di seluruh Eropa telah mendapat kecaman karena kurangnya koordinasi dan dianggap gagal menggunakan jeda kasus selama musim panas untuk meningkatkan penanganan, sehingga membuat rumah-rumah sakit tidak siap.

Di Amerika Serikat, gelombang baru infeksi kembali mencatat serangkaian rekor, enam hari menjelang pemilihan presiden. Presiden Donald Trump yang sempat meremehkan virus corona dan tidak menunjukkan tanda-tanda akan membatalkan kampanye. Para pendukungnya sering menolak menggunakan masker atau menjaga jarak yang aman saat menghadiri kampanye.

Di Inggris, Perdana Menteri Boris Johnson memutuskan untuk lockdown usai kasus positif mencapai 1 juta. Inggris, yang memiliki jumlah kematian terbesar di Eropa akibat COVID-19, bergulat dengan lebih dari 20.000 kasus virus korona baru setiap hari. Para ilmuwan telah memperingatkan adanya skenario "kasus terburuk" dengan 80.000 kematian.

Hingga saat ini, belum ada satu pun negara di dunia yang memproduksi vaksin secara massal. Sementara di Indonesia, ada beberapa kandidat vaksin yang dikembangkan seperti vaksin merah putih hasil pengembangan Kementerian Riset dan Teknologi, badan riset dan inovasi nasional, serta Lembaga Biologi Molekuler Eijkman.

Ada pula kolaborasi kandidat vaksin, antara bio farma dengan Sinovac perusahaan asal Tiongkok, Kimia Farma dengan G42 dari Uni Emirat Arab, dan Kalbe Farma dengan Genexine dari Korea Selatan.

Di tengah penantian distribusi kandidat vaksin corona, pencegahan penularan virus corona bisa dilakukan melalui 3M, yakni mencuci tangan dengan sabun, memakai masker dan menjaga jarak.

Koordinator Tim Pakar sekaligus Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito pun menambahkan, gerakan 3M lebih efektif mencegah penularan jika dilakukan secara kolektif.

"Jadi adaptasinya bukan adaptasi individu, melakukan 3M, protokol kesehatan, tetapi juga adaptasi dalam menjalankan kegiatan ekonominya," kata Wiku.

Pasien positif Covid-19 di Indonesia bertambah 4.029 orang per 28 Oktober 2020. Alhasil, total kasus di dalam negeri sampai saat ini mencapai 400.483 denga 325.793 pasien dinyatakan sembuh dan 13.612 orang meninggal dunia.

Halaman:

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...