Jokowi hingga Erdogan Dongkrak Pamor Vaksin Sinovac

Pingit Aria
17 Januari 2021, 14:22
Presiden Indonesia Joko Widodo melakukan vaksinasi Covid-19 di Istana Negara, Rabu (13/1/2021).
Katadata
Presiden Indonesia Joko Widodo melakukan vaksinasi Covid-19 di Istana Negara, Rabu (13/1/2021).

Dikeluarkannya sertifikat halal oleh Majelis Ulama Indonesia dan keamanan penggunaan oleh Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan (BPOM) RI terhadap vaksin CoronaVac pun membuat Sinovac lega.

Vaksin CoronaVac yang disuntikkan kepada Presiden Joko Widodo pada Rabu (13/1/2021) makin menumbuhkan rasa percaya diri Sinovac. Apalagi, dua hari setelahnya, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga disuntik dengan vaksin yang sama.

"Vaksin CoronaVac efektif dan aman," ujar CEO Sinovac Biotech Yin Weidong dalam jumpa pers di Beijing setelah menyaksikan siaran langsung penyuntikan vaksin kepada Presiden Jokowi itu.

Dengan penuh keyakinan, dia pun menyebutkan bahwa tingkat efikasi vaksin buatannya di Turki mencapai 91,3%, sedangkan di Brazil dan Indonesia bisa mengatasi kasus infeksi ringan, masing-masing 78% dan 65,3%.

Sejauh ini tidak ada laporan mengenai dampak serius dari vaksin buatan Sinovac itu. "Saya merasa normal saja, tidak ada rasa yang berbeda sebelum dan sesudah disuntik vaksin," kata Kepala Pusat Kesehatan TNI Mayor Jenderal Tugas Ratmono setelah disuntik CoronaVac.

"Saya enggak ada apa-apa, enggak ada bengkak, enggak pingsan, masih hidup, tetap ngegas," tutur dr Tirta Mandira Hudhi, salah seorang influencer, setelah menerima suntikan vaksin di Puskesmas Ngemplak, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis (14/1/2021).

Imbauan vaksin pun makin meluas ke seantero Nusantara, baik melalui tanda pagar maupun foto diri di medsos dengan beraneka ragam nama institusi dan organisasi.

"Saya juga telah memerintahkan agar proses vaksinasi pada kurang lebih 181,5 juta rakyat Indonesia bisa diselesaikan sebelum akhir tahun 2021 ini," kata Presiden Jokowi.

Bagaimanapun, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengingatkan agar masyarakat tak lengah menjalankan protokol kesehatan meski program vaksinasi mulai berjalan. Gerakan 3M, yakni menjaga jarak, memakai masker dan mencuci tangan dengan sabun harus tetap berjalan.

Sebab, menurut juru bicara IDI Iris Rengganis, vaksin Covid-19 perlu disuntikkan dua kali dengan jeda sekitar dua pekan. Vaksin juga tak otomatis langsung memberi kekebalan pada penggunanya.

"Zat kekebalan yang dibuat oleh vaksin itu tak langsung, tapi membutuhkan waktu dua minggu setelah vaksinasi. Baru terbentuk zat antibodi atau kekebalan," kata Iris dalam diskusi daring, Jumat, 15 Januari 2021.

Iris mengingatkan, pandemi Covid-19 masih berlangsung di seluruh dunia. Vaksinasi adalah cara untuk menciptakan kekebalan kelompok alias herd immunity. Kekebalan kelompok ini baru berhasil jika divaksinasi itu 70% penduduk.

Di Indonesia yang berbentuk kepulauan, tentu perlu waktu untuk mencapai vaksinasi terhadap 70% penduduk. “Karena itu, tetap jelaskan protokol kesehatan meski kita sudah divaksin,” katanya.

Halaman:
Reporter: Antara

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...