Industri di Inggris Terancam Gulung Tikar Akibat Krisis Energi

Cahya Puteri Abdi Rabbi
13 Oktober 2021, 09:31
industri, inggris, krisis energi
ANTARA FOTO/REUTERS/Henry Nicholls/aww/cfo
Sebuah papan yang menginformasikan pelanggan bahwa bahan bakar telah habis terlihat di stasiun bahan bakar Shell di London, Britain, Sabtu (2/10/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Henry Nicholls/aww/cfo

Pemerintah Inggris telah memberikan perlindungan bagi masyarakat, namun sektor bisnis merasa tidak mendapatkannya.

Tarif listrik di Inggris kini naik dari 50 poundsterling per megawatt atau setara Rp 967 ribu menjadi 2.500 poundsterling Rp 48 juta per megawatt pada bulan September lalu.

Sementara, menurut data dari Independent Commodity Intelligence Services, harga gas alam Inggris telah meningkat sekitar 425% sepanjang tahun ini.

Pada awal Oktober, tarif listrik bahkan 740% lebih tinggi dari periode yang sama pada tahun 2020.

Di sisi lain, produsen kaca harus tetap menjaga suhu tinggi pada tungku mereka untuk melelehkan bahan baku. Di tengah tarif listrik yang tinggi, mereka tidak dapat menghentikan proses produksinya.

"Beberapa bisnis telah melihat tagihan energi mereka melonjak empat dan bahkan hingga delapan kali lipat, yang berarti beban tambahan jutaan pound per bulan yang tidak dapat dilanjutkan," kata CEO Asosiasi Perdagangan Kaca Inggris Dave Dalton.

Ia mengatakan, pemerintah perlu mengambil tindakan cepat untuk memastikan situasi tidak semakin memburuk. Asosiasinya telah meminta pemerintah untuk membantu biaya untuk mengakses listrik.

Dalam industri keramik, di mana energi merupakan sepertiga dari biaya produksi, banyak perusahaan yang memesan pasokan gas musim dingin dengan membayar di muka, sehingga tidak harus membayar dengan harga yang lebih tinggi.

 "Kami mendesak pemerintah untuk mengambil tindakan untuk membatasi dampak dari harga pasar yang tinggi, baik untuk membantu anggota sekarang atau sepanjang sisa musim dingin," kata Jon Flitney, manajer energi dan inovasi di Konfederasi Keramik Inggris.

Tarif listrik yang tinggi dapat memaksa industri untuk menutup usahanya dalam periode yang lebih lama. Selain itu, kondisi ini juga dapat mematikan usaha kecil dan pasokan besi Inggris, termasuk tenaga kerjanya.

Halaman:
Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi
Editor: Maesaroh
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...