Covid-19 Terus Melonjak, Eropa Akan Suntik Booster Warga Usia 40 Tahun

Cahya Puteri Abdi Rabbi
25 November 2021, 09:30
Covid-19, eropa, pandemi, vaksin, vaksin booster
ANTARA FOTO/REUTERS/Arnd Wiegmann/RWA/sa.
Petugas kesehatan dari University Hospital Zurich berbaring di tanah untuk melakukan protes dan menuntut kondisi kerja yang lebih baik, terutama selama penanganan Covid-19 Zurich, Swiss, Selasa (26/10/2021). \

Sedangkan, Slovakia melaporkan kenaikan harian tertinggi dalam kasus pada Rabu (24/11) ketika pemerintah menyetujui penguncian wilayah atau locdown selama dua minggu untuk menekan lonjakan penularan virus Covid-19.

 Restoran dan toko-toko non esensial akan ditutup dan pergerakan masyarakat akan dibatasi. Masyarakat hanya diizinkan untuk berbelanja kebutuhan esensial, bekerja, sekolah atau kunjungan medis.

"Situasinya serius. Kami sampai di sini karena tindakan (yang ada) tidak diperhatikan,” ujar Perdana Menteri Eduard Heger.

 Sementara itu, para ilmuwan mengatakan adanya varian Covid baru yang membawa jumlah mutasi sangat tinggi.

Varian tersebut dapat mendorong gelombang penyakit baru yang bisa menghindar dari sistem pertahanan tubuh.

Saat ini sudah 10 kasus di tiga negara telah dikonfirmasi oleh sekuensing genomik.

Varian tersebut telah memicu kekhawatiran serius di antara beberapa peneliti karena sejumlah mutasi dapat membantu virus menghindari kekebalan tubuh.

Varian B.1.1.529 memiliki 32 mutasi pada protein spike (bagian seperti paku-paku dalam permukaan virus),  yang digunakan sebagian besar vaksin untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh melawan Covid.

Mutasi pada protein spike dapat mempengaruhi kemampuan virus untuk menginfeksi sel dan menyebar, tetapi juga mempersulit sel kekebalan untuk menyerang patogen.

Varian itu pertama kali terlihat di Botswana dan tiga kasus kini telah dilacak. Enam lainnya telah dikonfirmasi di Afrika Selatan, dan satu di Hong Kong pada seorang pelancong yang kembali dari Afrika Selatan.

Ahli virologi di Imperial College London Tom Peacock mencatat bahwa jumlah mutasi lonjakan yang sangat tinggi menunjukkan bahwa harus ada perhatian yang serius.

 "Sangat, sangat banyak yang harus dipantau karena profil lonjakan yang mengerikan itu," kata Peacock, seperti dikutip dari the Guardian.

Meera Chand, direktur insiden Covid-19 di Badan Keamanan Kesehatan Inggris, mengatakan bahwa dalam kemitraan dengan badan ilmiah di seluruh dunia, badan tersebut terus memantau status varian Sars-CoV-2 saat muncul dan berkembang di seluruh dunia.

Kasus pertama dari varian tersebut ditemukan di Botswana pada 11 November dan yang paling awal di Afrika Selatan dicatat tiga hari kemudian.

Sedangkan, kasus yang ditemukan di Hong Kong adalah seorang pria berusia 36 tahun yang memiliki tes PCR negatif sebelum terbang dari Hong Kong ke Afrika Selatan, tempat dia tinggal dari 22 Oktober hingga 11 November.

Kemudian, dia dites negatif saat kembali ke Hong Kong, tetapi dites positif pada 13 November saat dikarantina.

Halaman:
Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi
Editor: Maesaroh
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...