Mengapa Rusia Invasi Ukraina?

Intan Nirmala Sari
25 Februari 2022, 13:30
Ukraina, Putin, Rusia Ukraina, Perang Rusia Ukraina
ANTARA FOTO/REUTERS/Sergei Karpukhin/cfo/17
Presiden Rusia Vladimir Putin menilai, pemerintah AS melakukan 'ekonomi yang egois' karena mendorong negara lain untuk tidak menggunakan teknologi jaringan milik Huawei.

Apa masalah Putin dengan Ukraina

Sejak lama, Rusia menolak kedekatan Ukraina dengan institusi-institusi Eropa, baik Pakta Pertahanan Atlantik Utara alias NATO, serta Uni Eropa atau UE. Presiden Rusia tersebut pun mengklaim Ukraina sebagai boneka Barat.

Argumen lain muncul berdasarkan salah satu ketentuan utama pendirian NATO. Dalam pasal 5 Traktat 1949, aliansi NATO sepakat akan membantu pertahanan bila salah satu negara anggotanya diserang musuh. Untuk itu, Putin menuntut adanya janji yang mengikat bahwa NATO tidak akan menyetujui bergabungnya Ukraina dalam organisasi tersebut.

Selain memberi jaminan Ukraina tidak akan bergabung dengan NATO, Putin juga mendesak Barat untuk melucuti militer Ukraina, dan kemudian menjadi negara netral. Apalagi, sebagai negara anggota Uni Soviet, Ukraina memiliki hubungan sosial dan budaya yang erat dengan Negeri Beruang Merah. 

UKRAINE-CRISIS/EAST-FRONTLINE
UKRAINE-CRISIS/EAST-FRONTLINE (ANTARA FOTO/REUTERS/Gleb Garanich/WSJ/dj)

Ukraina sendiri, resmi ditetapkan sebagai negara merdeka saat Uni Soviet runtuh pada 24 Agustus 1991. Penduduk Ukraina di bagian Barat lebih banyak berbahasa Ukraina dan beragama katolik, sementara penduduk di Ukraina bagian Timur lebih banyak berbahasa Rusia dan menganut kristen ortodoks. 

Sebagai informasi, NATO sudah berdiri sejak 4 April 1994 dan diklaim sebagai organisasi militer terkuat dunia yang bertujuan menjaga keamanan di Eropa Barat. Hingga kini, NATO sudah beranggotakan 30 negara, termasuk di antaranya bekas Uni Soviet, seperti Estonia, Latvia, dan Lituania.

Pada April 2021, Rusia mengirimkan sebanyak 100 ribu pasukan militer ke perbatasan Ukraina dengan dalih latihan militer. Ukraina lalu meminta NATO untuk turun tangan, sehingga Rusia memulangkan pasukannya. Meski begitu, CNN mencatat selama April masih ada puluhan ribu pasukan yang mendiami perbatasan kedua negara.

Rusia akui dua daerah separatis Ukraina

Pada Senin (21/2), Putin menyatakan bahwa Rusia mengakui dua wilayah Ukraina, Donetsk dan Luhansk, sebagai negara independen. Pada 2014 wilayah Donetsk dan Luhansk dikuasai kubu separatis pro-Rusia. Kedua daerah itu terletak di barat Rusia, dan diklaim sebagai daerah separatis Ukraina.

Pernyataan Putin kemudian memungkinkan untuk Rusia secara resmi menempatkan pasukannya di kedua wilayah tersebut. Risiko terjadinya perang terbuka pun semakin tinggi. Sejak saat itu, terjadi bentrokan di daerah Donbas antara prajurit Ukraina dan kelompok separatis. 

Selain itu, Rusia juga menyebut Ukraina melakukan genosida di bagian timur, serta memberikan lebih dari 700 ribu paspor di kawasan Donetsk dan Luhansk. Sehingga, aksi menyerang Ukraina akan dianggap dibenarkan demi melindungi rakyat, menurut BBC.

Bakal sejauh apa langkah Rusia?

Secara teori, Rusia memungkinkan untuk melakukan operasi militernya di kawasan timur, utara dan selatan Ukraina, guna menyingkirkan pemerintahan yang terpilih secara demokratis. Rusia juga mengarahkan pasukan dari Krimea, Belarus dan perbatasan di bagian Timur. 

Sementara, Ukraina telah membangun angkatan bersenjata mereka selama beberapa tahun terakhir. Militer Ukraina juga merekrut ratusan ribu orang untuk bergabung dengan pasukan cadangan. Pejabat militer Amerika Serikat (AS), Mark Milley menilai besaran pasukan Rusia akan membuat konflik di kawasan padat pemukiman.

Seberapa bahaya invasi Rusia bagi Eropa?

Puluhan orang telah tewas, baik warga sipil maupun tentara. Bagi para pemimpin Eropa, invasi ini telah membawa beberapa saat tergelap sejak tahun 1940-an, sekaligus titik balik sejarah Eropa. Ukraina telah menderita perang delapan tahun dengan proksi Rusia.

Invasi memiliki efek knock-on bagi banyak negara lain yang berbatasan dengan Rusia dan Ukraina. Termasuk dengan Latvia, Polandia, dan Moldova yang menyatakan tengah mempersiapkan gelombang besar pengungsi. Keadaan darurat telah diumumkan di Lithuania dan Moldova, di mana ribuan wanita dan anak-anak telah masuk.

UKRAINE-NATO
UKRAINE-NATO (ANTARA FOTO/REUTERS/Ukrainian Presidential Press Service)

Apa yang bisa dilakukan Barat?

NATO telah menempatkan pesawat-pesawat tempur dalam keadaan siaga, tetapi aliansi Barat telah menjelaskan bahwa tidak ada rencana untuk mengirim pasukan tempur ke Ukraina. Sebaliknya mereka menawarkan penasihat, senjata dan rumah sakit lapangan.

Sementara itu, 5.000 tentara NATO telah dikerahkan di negara-negara Baltik dan Polandia. Sedangkan 4.000 lainnya dapat dikirim ke Rumania, Bulgaria, Hongaria, dan Slovakia.

Barat juga bersiap untuk menetapkan sanksi kepada Rusia, baik berupa sanksi ekonomi, industri, dan individu. Uni Eropa juga berjanji untuk membatasi akses Rusia ke pasar modal dan memotong industrinya dari teknologi terbaru. 

Salah satu negara yang lebih dulu memberikan sanksi, adalah Jerman yang menghentikan sertifikasi pipa gas Nord Stream 2 pada Selasa (22/2). Pipa sepanjang 750 mil tersebut telah selesai dibangun September tahun lalu, namun belum mendapat sertifikasi akhir dari regulator Jerman. Rencanaya, pipa gas tersebut akan mengalirkan gas alam melalui pipa Laut Baltik dari Rusia ke Jerman.

UKRAINE-CRISIS/BIDEN
UKRAINE-CRISIS/BIDEN (ANTARA FOTO/REUTERS/Kevin Lamarque/WSJ/cf)

Sementara itu AS menyatakan akan membekukan aset dua bank Rusia, yakni Vnesheconombank (VEB) dan bank negara Promsvyazbank (PSB) yang diyakini turut membiayai aksi militer Rusia. Tak sampai di situ, sejumlah aset milik elite Rusia di AS juga akan dibekukan.

Adapun Perdana Menteri Inggris, Johnson akan membekukan aset semua bank besar Rusia, di mana ada 100 individu dan entitas yang menjadi target sanksi tersebut. Maskapai penerbangan nasional Rusia, yakni Aeroflot juga bakal dilarang mendarat di Inggris. 

 

 

Halaman:
Reporter: Amelia Yesidora
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...