Putin Peringatkan Barat: Sanksi Energi akan Picu Bencana Ekonomi Dunia

Happy Fajrian
9 Juli 2022, 16:04
rusia, vladimir putin, sanksi, negara barat
Pixabay/DimitroSevastopo
Presiden Rusia Vladimir Putin.

Gazprom memangkas kapasitas melalui pipa menjadi hanya 40%, dengan alasan keterlambatan pengembalian peralatan yang dilayani oleh Siemens Energy Jerman di Kanada karena sanksi.

Konsorsium Pipa Kaspia (CPC), yang membawa sekitar 1% minyak global, diperintahkan oleh pengadilan Rusia untuk menangguhkan operasi pada hari Selasa. Arus terus mengalir, tetapi tidak jelas berapa lama.

“Kami tahu bahwa Eropa sedang mencoba untuk menggantikan sumber energi Rusia, namun, kami berharap hasil dari tindakan tersebut adalah kenaikan harga gas di pasar spot dan peningkatan biaya sumber daya energi untuk konsumen akhir,” kata Putin.

Dalam beberapa bulan terakhir, Rusia telah memutus aliran gas ke Bulgaria, Polandia, Finlandia, pemasok Denmark Orsted, perusahaan Belanda Gasterra dan Shell untuk kontrak Jermannya, setelah mereka semua menolak permintaan untuk beralih ke pembayaran dalam rubel.

Putin mengatakan bahwa “blitzkrieg” ekonomi Barat telah gagal tetapi mengakui serangan tersebut telah menyebabkan kerusakan pada ekonomi dunia senilai US$ 1,8 triliun atau sekitar Rp 27 kuadriliun.

“Kami harus merasa percaya diri, tetapi Anda harus melihat risikonya - risikonya masih ada. Situasi di sektor bahan bakar dan energi Rusia tetap stabil,” kata Putin yang mengutip peningkatan produksi kondensat minyak dan gas menjadi 10,7 barel per hari (bph) pada Juni.

Namun dia mengatakan perusahaan energi Rusia harus bersiap menghadapi embargo minyak UE yang akan mulai berlaku sekitar akhir tahun.

“Pemerintah saat ini sedang mempertimbangkan opsi untuk mengembangkan infrastruktur kereta api dan pipa untuk memasok minyak dan produk minyak Rusia ke negara-negara sahabat,” kata Putin.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...