Kapal Diserang, Rusia Tangguhkan Kesepakatan Ekspor Pertaniannya

Intan Nirmala Sari
30 Oktober 2022, 10:11
Rusia, ekspor, pertanian, ukraina, pbb
ANTARA FOTO/REUTERS/Amir Cohen/hp/cf

"Kami menggarisbawahi urgensi melakukannya untuk berkontribusi pada ketahanan pangan di seluruh dunia, dan untuk meredam penderitaan yang ditimbulkan oleh krisis biaya hidup global ini pada miliaran orang," kata juru bicara PBB, Stephane Dujarric.

Dujarric mengatakan bahwa pemerintah, perusahaan pelayaran, pedagang biji-bijian dan pupuk serta petani di seluruh dunia sedang mencari kejelasan tentang masa depan kesepakatan itu.

Di sisi lain, melansir Bloomberg, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menilai langkah Rusia berpotensi mengancam hingga memperburuk krisis pangan global. Tak hanya itu, harga-harga juga berpotensi mengalami lonjakan kembali. 

"Ini benar-benar keterlaluan. Ini akan meningkatkan kelaparan," kata Biden kepada wartawan di Delaware, sebagaimana dikutip dari Bloomberg

Dalam pidato malamnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan sekitar 170 kapal saat ini terdampar, dengan beberapa di antaranya menunggu lebih dari tiga minggu. Menurutnya terdapat lebih dari dua juta ton makanan kini berada di laut.

“Ini benar-benar blokade yang disengaja oleh Rusia. Ini adalah niat yang benar-benar transparan dari Rusia untuk mengembalikan ancaman kelaparan skala besar ke Afrika dan Asia,” kata Zelenskiy dilansir dari Bloomberg.

Kecaman dari Sekutu Ukraina

Sebelumnya Presiden Rusia, Vladimir Putin telah berulang kali mengeluh tentang kesepakatan Laut Hitam itu, dengan mengatakan tidak cukup pengiriman yang dikirim ke negara-negara miskin. Rusia juga mengatakan biji-bijian dan barang-barang pertaniannya sendiri tidak diizinkan memiliki akses yang sama ke pasar global.

Namun, klaim bahwa negara berkembang tidak mendapat manfaat dari kesepakatan tersebut tidak didukung oleh data, yang menunjukkan sebagian besar pengiriman telah dilakukan ke negara-negara ini.

Para petani dan pedagang gandum dengan cemas menyaksikan diskusi tersebut. Penjualan ke depan sudah mengering di tengah kekhawatiran bahwa perjanjian itu akan berakhir, dan Ukraina juga telah meningkatkan kekhawatiran tentang tumpukan kapal yang menunggu untuk diperiksa sebagai bagian dari perjanjian.

“Mereka selalu mencari alasan melakukan sesuatu yang keterlaluan karena Barat membuat mereka melakukannya,” kata Biden.

Sementara itu, penangguhan ekspor produk pertanian Rusia yang berkepanjangan berpotensi memberikan tekanan pada pasar global. Sementara, harga biji-bijian telah mereda dalam beberapa bulan terakhir, dengan dollar AS yang melonjak telah membuat importir berjuang untuk melakukan pembayaran dan meningkatkan ancaman kekurangan pasokan.

Ukraina juga mengekspor produk pertanian melalui darat dan sungai, tetapi kesepakatan jalur yang aman sangat penting dalam meningkatkan distribusi biji-bijian dari salah satu produsen terpenting dunia secara signifikan. Lebih dari 9 juta ton barang telah meninggalkan pelabuhan Laut Hitam Ukraina sejak kapal pertama berlayar 1 Agustus.

Di sisi lain, Moskow juga berusaha menyalahkan sekutu Barat, Ukraina atas dalihnya untuk menangguhkan kesepakatan. Ia menuduh "spesialis Inggris" membantu serangan terhadap armada Laut Hitam, yang disebut Kementerian Pertahanan Inggris sebagai "klaim palsu dalam skala epik."

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...