Saat Kunjungan Jokowi, BMKG Bantah Asap Kebakaran Hutan Masuk Malaysia

Pingit Aria
9 Agustus 2019, 13:09
Presiden Jokowi didampingi PM Mahathir memeriksa barisan dalam Upacara Sambutan Resmi, di Dataran Perdana, Putrajaya, Malaysia, Jumat (9/8) pagi.
Deny S/Humas Kepresidenan
Presiden Jokowi didampingi PM Mahathir memeriksa barisan dalam Upacara Sambutan Resmi, di Dataran Perdana, Putrajaya, Malaysia, Jumat (9/8) pagi.

Hari ini, Presiden Joko Widodo bertemu dengan Perdana Menteri Mahathir Mohamad, di Dataran Perdana, Putrajaya, Malaysia. Kunjungan ini dilakukan saat Negeri Jiran sedang terkepung kabut asap.

Sebelum melakukan kunjungan kenegaraan, Jokowi sempat menyayangkan masalah kabut asap akibat kebakaran hutan di wilayah Indonesia. Menurutnya, kebakaran hutan bisa membuat citra negatif Indonesia di mata dunia.

"Hati-hati, malu kalau kita tidak bisa menyelesaikan permasalahan ini," ujar Jokowi saat memberi sambutan Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan 2019 di Istana Negara, Jakarta, Selasa (6/8) lalu.

(Baca juga: Wiranto Laporkan 6 Provinsi Rawan Kebakaran Hutan Tahun Ini)

Masalah ini pun sempat diberitakan oleh beberapa media massa di Malaysia dan Singapura. Channel News Asia misalnya, memberitakan soal kebakaran hutan di Sumatera dan Kalimantan pada Minggu (4/8) lalu.

"Titik api dengan kabut asap terdeteksi dalam beberapa hari terakhir di Sumatra dan juga Kalimantan, yang telah mengalami kondisi cuaca kering," demikian dikutip oleh Channel News Asia dari Badan Meteorologi Singapura.

Ditambahkan pula bahwa dalam beberapa hari, kondisi kering diperkirakan masih akan terjadi di Sumatra dan angin di wilayah itu dapat terus bertiup dari tenggara atau selatan. "Ada kemungkinan Singapura dapat mengalami kondisi sedikit berkabut jika ada peningkatan titik api di Sumatra dan angin berubah arah menjadi dari barat daya.”

Sementara Free Malaysia Today, menuliskan bencana kebakaran hutan di Indonesia telah mengirim asap berbahaya yang terbang ke seluruh Asia Tenggara. Para peneliti dan aktivis lingkungan pun mendesak kepada pemerintah Indonesia untuk meningkatkan upaya mencegah terulangnya krisis kabut asap besar seperti pada 2015.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...