Kekeringan Melanda 1.963 Desa, Beberapa Provinsi Berstatus Awas

Martha Ruth Thertina
17 Juli 2019, 17:34
Daerah Kekeringan, puncak kemarau 2019
ANTARA FOTO/RAHMAD
Petani membuat kubangan penampungan air di tengah lahan yang ditanami Timun, di Desa Seuneubok Nisam, Aceh Utara, Aceh, Rabu (10/7/2019). Musim kemarau berdampak berkurangnya debit air sungai dan irigasi yang menyebabkan ribuan hektar lahan pertanian dan perkebunan kekeringan karena petani sulit mendapatkan sumber air.

(Baca: Dilanda Kemarau, Produksi Beras Diperkirakan Turun Dua Juta Ton)

Sedangkan untuk daerah yang memiliki curah hujan relatif sedikit sehingga cadangan air tanah terbatas misalnya Gunung Kidul, Kementerian PUPR membuat sumur bor di lokasi yang potensial memiliki sumber air.

Kementerian PUPR juga mengoptimalkan pemanfaatan 7.471 sumur bor yang sudah tersedia. Pada 2019, Kementerian PUPR melakukan pembangunan sumur bor baru di 428 titik.

Langkah lainnya, Kementerian PUPR menyediakan 242 unit Mobil Tangki Air (MTA) dengan kapasitas masing-masing 5.000 liter untuk melayani 1.300 jiwa per MTA/hari.

Adapun perkiraan kebutuhan air minum untuk masyarakat terdampak kekeringan sebesar 31 ribu m3/hari sehingga targetnya ada 1.674 unit MTA bisa dioperasionalkan. Ini termasuk MTA dukungan dari pemerintah daerah dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah.

8 Waduk Utama Memiliki Tinggi Muka Air di Bawah Normal

Berdasarkan pantauan Kementerian PUPR, sebanyak delapan dari 16 waduk utama memiliki tinggi air yang normal yaitu Cirata, Saguling, Betutegi, Wadaslintang, Bili-Bili, Kalola, Way Rarem, dan Ponre-Ponre. Sedangkan delapan waduk lainnya memiliki tinggi muka air di bawah normal, yakni Jatiluhur, Kedungombo, Wonogiri, Sutami, Wonorejo, Cacaban, Selorejo, dan Batu Bulan.

“(Lahan pertanian yang mengandalkan) waduk dengan kondisi di bawah rencana akan mengalami penyesuaian pola tanam yang pengaturannya di tentukan oleh perkumpulan petani pengguna air,” kata Dirjen Sumber Daya Air Hari Suprayogi.

Per 30 Juni 2019, ketersediaan air di 16 waduk utama tersebut sebesar 3.858,25 juta meter kubik dari tampungan efektif sebesar 5.931,62 juta meter kubik. Luas area yang bisa dilayani dari ke-16 bendungan tersebut adalah 403.413 hektare dari total 573.367 hektare.

(Baca: Proyek 65 Bendungan: Progres Bendungan Karian Banten Capai 60%)

Selain memantau pasokan air dari waduk utama, Kementerian PUPR memantau pasokan air dari 231 waduk lainnya dengan kapasitas yang lebih kecil. Kementerian PUPR juga memantau ketersediaan air dari 1.922 embung.

Terpantau, 1.214 embung berfungsi normal (63,2%) dan 708 embung mengalami penurunan fungsi (36,8%). Rata-rata seluruh embung mampu menyediakan air hingga dua-tiga bulan dengan total ketersediaan air 208 juta m3.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...