Kapolri: Aksi Terorisme Meningkat Selama 2018

Hari Widowati
27 Desember 2018, 16:45
Napi Mako Brimob
ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Petugas kepolisian memasang garis polisi di depan rutan cabang Salemba seusai dilakukan penyergapan terhadap para tahanan teroris pascakerusuhan di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Kamis (10/5). Dalam penyergapan tersebut 155 tahanan teroris menyerah. Selanjutnya para tahanan teroris itu dibawa ke Lapas Nusakambangan.

(Baca: Dalam 5 Tahun, Pemerintah Tangkal 189 WNA Terkait ISIS dan Terorisme)

Pencegahan WNA

Berdasarkan catatan Direktorat Jenderal Imigrasi, Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia (Kemenkumham), pada periode 2014-2018 ada 189 Warga Negara Asing (WNA) ditangkal masuk Indonesia lantaran terkait Negara Islam Irak dan Syam (NIIS atau ISIS) dan terorisme. Pencegahan dilakukan atas permintaan dari Polri maupun Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

Direktur Jenderal Imigrasi Ronny Sompie mengatakan, langkah ini merupakan bagian dari pencegahan masuknya terorisme melalui pintu-pintu masuk dan perbatasan negara. Dari 189 WNA yang ditangkal, sebanyak 34 orang merupakan oknum yang berafiliasi langsung dengan ISIS sedangkan 155 orang tidak terafiliasi kelompok tersebut. "Mereka datang dari berbagai negara, tapi tidak bisa disebut," kata Ronny usai acara Pertemuan Sub Regional Penanggulangan Terorisme di Jakarta, Selasa (6/11).

Selain penangkalan, salah satu cara memperkuat pencegahan masuknya teroris adalah dengan berbagi data dan informasi dengan negara lain. "Data juga dapat diakses lewat I/24/7 milik INTERPOL," kata Ronny. Fasilitas yang disebut Ronny merupakan portal di dalam situs INTERPOL yang memungkinkan para polisi seluruh dunia bertukar data.

(Baca: Kominfo Blokir 500 Situs Terorisme, Radikalisme dan Separatisme)

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...