ITB Siap Laporkan Pengembangan Bioavtur ke Presiden Awal 2019

Michael Reily
17 September 2018, 09:42
Kelapa sawit
Arief Kamaludin|KATADATA
Kelapa sawit merupakan salah satu sektor unggulan yang menghasilkan devisa terbesar bagi ekonomi Indonesia.

Pada tahap awal, ITB bakal menyesuaikan bioavtur dengan standar internasional seperti B5, dengan kandungan bahan bakar nabati yang berpotensi terus bertambah jika memungkinkan. “Pemerintah juga minta penghitungan aspek keekonomisannya supaya harga bersaing,” kata Enggar.

Dia mengapresiasi langkah ITB yang mempercepat proses penelitian bioavtur yang merespons program mandatori B20. Pengembangan penggunaan bioavtur mendapatkan dukungan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Kelapa Sawit, PT Pertamina (Persero), serta Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki).

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Produsen Biofuels Indonesia (Aprobi) Master Parulian Tumanggor meminta ketepatan penghitungan penggunaan bioavtur. Sebab, pihaknya pernah melakukan riset yang menyatakan harga bioavtur cukup tinggi karena biaya produksinya besar.

Selain itu, Aprobi berharap bioavtur berbahan dasar kelapa sawit bisa mendapatkan paten internasional agar bisa bersaing di pasar global. Sebab menurutnya, penggunaan bioavtur bakal menguntungkan Indonesia dalam penghematan devisa untuk impor bahan bakar minyak. “Kalau bisa mungkin bakal dicoba di dalam negeri,” ujar Tumanggor.

Untuk potensi pembuatan fasilitas produksi bioavtur di AS, dia juga menyatakan akan ada kerja sama dengan pembeli potensial. Namun, realisasinya masih menunggu laporan penggunaan minyak kelapa sawit dalam avtur.

(Baca juga : Ekspor Biodiesel Tahun Ini Diprediksi Mencapai 800 Ribu Kiloliter)

Halaman:
Reporter: Michael Reily
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...