Alasan di Balik Rendahnya Peran Perempuan Indonesia dalam STEM

Image title
Oleh Tim Publikasi Katadata - Tim Publikasi Katadata
7 Agustus 2018, 16:01
Facebook
ANTARA FOTO/REUTERS/Toby Melville
Seorang perempuan menunggu lift di kantor Facebook, London, Inggris, (4/12)

Beberapa di antaranya adalah jumlah mahasiswa perempuan di bidang farmasi mencapai 88 persen, biologi 80,7 persen, kedokteran 73 persen, kimia 66,8 persen, matematika 57,7 persen, dan fisika 38,9 persen. Sayangnya, tingginya partisipasi perempuan dalam bidang STEM di tataran pendidikan tersebut tidak berlanjut ke jenjang karir dan pekerjaan. Salah satu alasannya adalah kurangnya rasa percaya diri untuk berkompetisi dengan kandidat pria.

Hal itulah yang dialami Ajeng Sylvia, perempuan berusia 28 tahun yang bekerja di bagian kredit mikro sebuah bank daerah. Ia adalah lulusan dari jurusan Teknik Informatika di sebuah kampus perguruan tinggi negeri di Bandung. Dia mengaku pernah mengajukan lamaran kerja ke perusahaan TI tetapi tidak mendapatkan respon dan dia mengaku tidak percaya diri jika harus berkompetisi dengan laki-laki.

“Dulu sempat mencoba melamar ke perusahaan TI juga, tetapi malah dapat kerjanya di bank. Dan saya merasa tidak percaya diri harus berkompetisi dengan laki-laki. Mereka lebih pintar coding,” katanya.

Penelitian UNESCO di Indonesia mencatat jumlah peneliti perempuan di bidang STEM hanya 31 persen sementara laki-laki mencapai 69 persen. Lebih lanjut, hasil studi Microsoft Asia pada 2017 menemukan bahwa hanya 20 persen perempuan di dunia yang memilih bekerja di industri STEM. Padahal, dengan meningkatnya peran perempuan dalam industri STEM bisa ikut menekan tingginya kesenjangan gender di dunia kerja yang masih terjadi di Indonesia.

Dengan mendorong lebih banyak perempuan untuk bekerja di industri STEM, maka pendapatan dan prospek ekonomi bagi perempuan pun meningkat. Ini membuat posisi tawar perempuan menjadi lebih tinggi. Hal itu bisa menambah kepercayaan diri para perempuan untuk membuat keputusan bagi dirinya sendiri.

Selain memberikan dorongan dan kepercayaan, perlu adanya andil dari berbagai pemangku kepentingan untuk menghilangkan hambatan-hambatan yang dihadapi para perempuan. Misalnya, pemerintah bisa mengambil peran dengan memberikan ruang dan regulasi yang baik kepada dunia bisnis dalam mendukung keterlibatan perempuan di dunia industri STEM.  Antara lain, memberikan beasiswa STEM  dan memberikan kesempatan kerja  lebih luas di bidang tersebut kepada perempuan.

Sementara itu, usaha yang dilakukan pelaku bisnis antara lain memberikan kepercayaan, kesempatan yang sama bagi perempuan untuk mengisi posisi strategis dalam perusahaan, serta memberikan peraturan dan kebijakan kerja yang pro-perempuan.

This article was produced in partnership with Investing in Women, an initiative of the Australian Government that promotes women’s economic empowerment in South East Asia.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...