Akuisisi Tambang Kestrel, Adaro Dapat Pinjaman US$ 1,57 Miliar

Hari Widowati
31 Mei 2018, 13:50
adaro-energy.jpg
KATADATA/
PT Adaro Energy Tbk mendiversifikasi bisnisnya dengan akuisisi tambang batu bara kokas di Australia.

Batu bara kokas memiliki nilai ekonomis yang tinggi, saat ini sekitar US$ 140-US$ 150 per ton. Konsumen batu bara kokas berasal dari Tiongkok, Eropa, Jepang, India, dan Indonesia. "Ke depan kami akan fokus mengembangkan tiga pilar bisnis, yakni batu bara kokas, pembangkit listrik, dan bisnis non-batu bara, seperti air bersih. Ekspansi perseroan ke bisnis batu bara kokas dan air bersih merupakan diversifikasi lini usaha sehingga sumber pendapatan dari bisnis batu bara dan non-batu bara semakin seimbang.

Ekspansi Bisnis Listrik

Adaro juga tengah menjajaki ekspansi bisnis pembangkit listrik di beberapa negara Asean, seperti Vietnam, Myanmar, dan Bangladesh. Ekspansi ini dilandasi kondisi pasokan listrik di Tanah Air yang sudah mencukupi seiring gencarnya kampanye program 35.000 MW. Perseroan akan bermitra dengan perusahaan-perusahaan Jepang, Korea Selatan, Tiongkok maupun Thailand yang selama ini mendapatkan pasokan batu bara dari Adaro untuk proyek pembangkit listriknya di negara-negara tersebut.

"Secara business model ini menguntungkan. Misalnya, untuk proyek pembangkit listrik di Vietnam, kami memasok batu bara sekaligus mengurus pembangkit listrik dan logistiknya secara terintegrasi," ujar Boy Thohir, sapaan akrab Garibaldi Thohir. Untuk proyek-proyek di luar negeri, perseroan akan membidik pembangkit listrik dengan kapasitas di atas 100 MW agar mencapai skala ekonomi. 

 (Baca: Hingga 2019, Harga Batu Bara untuk Pembangkit Listrik Maksimal US$ 70 per Ton)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...