Jelang Reshuffle Kabinet, Kursi Tim Ekonomi Kembali “Digoyang”

Image title
Oleh Tim Redaksi
13 Juli 2017, 19:37
Sri Darmin Jokowi
ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Presiden Joko Widodo bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menko Perekonomian Darmin Nasution dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung membuka Executive Leadership Program bagi direksi BUMN di Istana Negara, Jakarta, 25 Januari 201

Calon kuat pengganti Rini adalah Ignasius Jonan, yang kini menjabat Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Alhasil, kursi yang ditinggalkan Jonan akan ditempati Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar.

Namun, beredar pula nama calon lain Menteri BUMN yaitu Sakti Wahyu Trenggono. Nama pengusaha telekomunikasi yang dikenal dekat dengan PDI Perjuangan dan mantan petinggi PAN ini memang kerap disebut-sebut sebagai calon Menteri BUMN saat awal pembentukan kabinet Oktober 2014 dan reshuffle tahun 2015.

Selain itu, beredar juga dua nama menteri yang akan digeser untuk menduduki kursi Menteri BUMN. Mereka adalah Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Menteri Desa, PDT, dan Transmigrasi yang juga politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Eko Putro Sandjojo.

Ekonom dari Universitas Gadjah Mada Tony A. Prasetiantono tidak sepakat menanggapi kabar perombakan tim ekonomi tersebut. Menurut dia, tim utama ekonomi (Menteri Koordinator-Menteri Keuangan-Menteri PPN/Kepala Bappenas) saat ini sudah tepat sehingga tidak perlu diganti.

Lebih rinci dia menilai, Sri Mulyani sudah tepat sebagai Menteri Keuangan meski saat ini terjadi kekurangan penerimaan pajak. “Bahwa terjadi shortfall pajak itu bukan karena dia tidak punya inisiatif, tetapi situasi sekarang memang banyak kendala untuk menaikkan rasio pajak,” kata Tony.

(Baca: Reshuffle Jilid IV, Jokowi Timang Rombak Lingkaran Terdekatnya)

Meski begitu, kebijakan pengampunan pajak dan keterbukaan informasi keuangan yang dijalankan Sri Mulyani akan menjadikan basis pajak membaik di masa depan. “Itu memang perlu waktu, tidak bisa seketika. SMI (Sri Mulyani) harus diberi kesempatan untuk meneruskan pekerjaannya. Bahwa kini fiskal tertekan, itu iya. Tapi saya masih percaya pada kemampuannya,” ujar Tony.

Apalagi, Tony tidak melihat figur yang lebih mumpuni untuk menggantikan Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan. “Mau diganti siapa? Saya tidak melihat figur yang tepat untuk posisi vital ini.”

Di sisi lain, Tony menilai Darmin sebenarnya sudah berbuat banyak sebagai Menko Perekonomian lewat berbagai produk deregulasinya. “Namun mungkin beliau kurang artikulatif dalam menyampaikan pesan, sehingga kesannya Menko tidak berkinerja baik,” ujarnya.

Adapun, terkait posisi Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Tony melihat mereka baru menjabat dan masih ada harapan untuk diarahkan Presiden. “Mendag cukup sukses menjinakkan inflasi selama lebaran, meski hal itu juga tertolong oleh lesunya daya beli.”

Halaman:
Reporter: Asep Wijaya, Ameidyo Daud Nasution, Dimas Jarot Bayu
Editor: Yura Syahrul
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...