Saudi Krisis Anggaran, Pemerintah Harap Investasi Kilang Berlanjut

Arnold Sirait
12 Januari 2016, 13:06
Kilang UP IV Cilacap
Katadata

Saudi Aramco adalah perusahaan minyak terbesar dunia yang dimiliki sepenuhnya oleh pemerintah Arab Saudi. Perusahaan ini memproduksi 12 persen minyak mentah dunia dan memiliki 261 miliar barrel cadangan minyak atau sekitar 15 persen cadangan minyak dunia. 

Dalam pernyataan resminya, Jumat pekan lalu, Saudi Aramco menyatakan tengah mengkaji opsi untuk melakukan penawaran umum perdana (Initial Public Offering/IPO). “Opsi yang dikaji termasuk soal berapa persen saham akan dilepas atau anak perusahaan mana saja bakal melantai di bursa,” kata Saudi Aramco.

Selama ini minyak menyumbang 75 persen pendapatan Arab Saudi. Anjloknya harga minyak hingga ke level terendah dalam 12 tahun terakhir menjadi pukulan berat bagi negara tersebut. Harga minyak menurun tajam dari sekitar US$ 100 per barel pada pertengahan 2014, menjadi hanya hanya sekitar US$ 31 per barel saat ini. (Baca: Terendah Sejak 2009, Harga Minyak Tahun Depan Bisa US$ 20)

Penurunan harga minyak ini pun langsung berdampak pada keuangan negara tersebut. Pendapatannya berkurang, bahkan anggaran negaranya defisit hingga US$ 100 miliar. Pemerintah Arab Saudi pun terpaksa mencabut subsidi dan menaikkan harga BBM hingga 50 persen.

Kesulitan ekonomi inilah salah satunya yang membuat Arab Saudi berencana menjual sahamnya di Aramco. Privatisasi Aramco merupakan salah satu upaya Arab Saudi meraup pendapatan di tengah melorotnya harga minyak. Ini terungkap dalam wawancara Majalah The Economist dengan Wakil Putera Mahkota yang juga Ketua Dewan Kebijakan Ekonomi dan Pembangunan Arab Saudi Pangeran Muhammad bin Salman pekan lalu.

Halaman:
Reporter: Arnold Sirait
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...