Tantangan Kesetaraan Gender di Masa Pandemi

Arie Mega Prastiwi
Oleh Arie Mega Prastiwi - Tim Publikasi Katadata
26 Agustus 2020, 13:55
ilustrasi perempuan work from home
123rf.com

Pekerja perempuan Indonesia yang harus bekerja dari rumah dibenturkan oleh pekerjaan domestik. Akibatnya, 63 persen responden perempuan mengalami kelelahan karena harus mengurus rumah, mengurus anak dan bekerja dari rumah.

Work from Home, Efektif?

Meski demikian, temuan dari riset Investing in Women dan IBCWE menyebutkan bahwa responden baik perempuan dan pria merasa perubahan tempat kerja tak membuat mereka menjadi tidak produktif. Sebanyak 71 persen perempuan mengaku mereka sama produktifnya dengan bekerja di kantor. Adapun persentasi pekerja pria sebesar 67 persen.

Dengan masih tidak jelasnya pandemi Covid-19 ini berakhir, diperlukan sejumlah mitigasi agar usaha untuk memperjuangkan kesetaraan gender di tempat kerja tidak sia-sia karena pagebluk. Terus memberi kesempatan bagi perempuan untuk mengembangkan karier tidak hanya memberi benefit bagi perempuan itu sendiri, melainkan keuntungan ekonomi secara nasional dan berkelanjutan.

Di Tanah Air, riset International Labour Organization (ILO) berjudul “Leading to Success: The business case for women in business and management in Indonesia”, menyebutkan, sudah mulai banyak perusahaan (77 persen) yang percaya bahwa kesetaraan gender memberi keuntungan.  Riset itu juga menyimpulkan sejumlah perusahaan telah melakukan pengaturan kerja yang fleksibel agar perempuan dan laki-laki dapat melaksanakan tanggung jawab keluarga mereka dan meningkatkan keseimbangan kehidupan kerja.

Dalam penelitian tersebut juga  terungkap bahwa 79 persen perusahaan di Indonesia justru mengalami peningkatan produktivitas setelah menerapkan sistem kerja yang fleksibel atau remote. “Ini kunci jawaban bahwa pengaturan kerja yang sesuai dengan kebutuhan karyawan ternyata dapat meningkatkan produktivitas sekaligus dapat memenuhi tuntutan bisnis,” tulis ILO dalam laporan risetnya.

Menurut Jassica Mason, analis kebijakan senior dari National Partnership for Women and Families, “perusahaan harus bisa memberikan akses fleksibel bagi seluruh pekerja, termasuk perempuan  untuk bekerja dari rumah.”

“Selama lebih empat bulan, kita bisa melihat bahwa bisnis tetap berjalan dengan baik tanpa ada pekerja bekerja delapan jam di kantor, “ katanya seperti dikutip dari Forbes.

Mason juga menekankan, jangan ragu untuk mempromosikan perempuan untuk naik pangkat pada saat pandemi. “Justru, perempuan telah menunjukkan kemampuannya untuk mengatur waktu kerja dan keluarga di masa krisis ini.”

Tak hanya itu, Mason juga menjelaskan, pada saat krisis inilah, perusahaan yang tetap memberi kesempatan  dan hak bagi pekerja perempuan secara tidak langsung telah berkontribusi memberi pemahaman mengenai kesetaraan gender bagi generasi mendatang.  Para ayah pun juga harus diberikan kesempatan mendapakan fleksibilitas waktu berkerja, sehingga mereka juga ada waktu untuk mengurus keluarga.

“Anak-anak dapat melihat bagaimana orangtua mereka saling membantu urusan rumah tangga, dan sekaligus melihat ibu mereka sukses berkarier meski di tengah krisis,” kata Mason, “sejak saat itu, mereka telah belajar apa itu kesetaraan gender.”

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...