Dilema Beban Berat Ekonomi saat Prioritas Kesehatan Tangani Pandemi

Rizky Alika
23 September 2020, 20:31
Telaah - penurunan GWM oleh BI
123RF.com/troyzen

Raden pun menargetkan, Indonesia dapat sepenuhnya pulih pada 2023. Saat itu, Indonesia akan mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi seperti sebelum pandemi. "Ini harapan kita. Kita harus punya target," ujar Raden.

Selain itu, pemerintah juga mengantisipasi dampak pemberian stimulus kepada sektor keuangan. Sebab, restrukturisasi kredit yang tengah digelontorkan kepada pengusaha terdampak pandemi dapat mendorong kenaikan kredit macet.

Oleh karenanya, pemerintah akan melakukan penguatan jaring pengaman pada sektor keuangan. Namun, bentuk aturan penguatan sistem keuangan tersebut masih dalam tahap diskusi pemerintah.

Menunggu Vaksin

Dalam Sidang Tahunan Perserikatan Bangsa-Bangsa, Presiden Jokowi menyatakan bahwa vaksin akan menjadi game changer dalam penanganan pandemi Covid-19. Hal itu diamini oleh Staf Khusus Menko Perekonomian Reza Yamora Siregar.

Menurutnya, meski anggaran PEN terbilang besar, dampaknya terhadap PDB akan terbatas. "Meski uang yang kami keluarkan besar sekali, biasanya efek bergandanya akan terbatas," kata Reza.

Kondisi tersebut diperkirakan berlangsung hingga vaksin virus corona ditemukan. Ia pun mengingatkan, proses penemuan vaksin pada umumnya membutuhkan waktu selama 10 tahun.

Sementara, vaksin yang diitemukan dalam jangka waktu setahun hingga dua tahun dikategorikan sebagai proses yang instan. Oleh karenanya, pemerintah akan mengantisipasi hal tersebut dengan menyediakan anggaran vaksinasi Covid-19.

Uji klinis vaksin Sinovac
Uji klinis vaksin Sinovac (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/nz)

Di sisi lain, anggaran PEN tidak berhenti pada tahun ini saja. Reza menyebutkan, stimulus tersebut masih disediakan oleh pemerintah hingga pertumbuhan ekonomi kembali pada rentang 5% per tahun.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, perlu kerja sama dari seluruh pihak untuk menekan Covid-19. "ini soal manusia. Kalau manusia bisa kerja sama, itu akhirnya bisa mendorong ekonomi," ujar dia.

Dalam empat bulan ke depan, Satgas Covid-19 akan mengejar delapan target. Target tersebut meliputi lindungi kelompok rentan, tekan kasus, peningkatan 3T, vaksinasi, peningkatan reagen, Polymerase Chain Reaction (PCR), dan alat pelindung diri, sosialisasi masif, perubahan perilaku, dan interoperabilitas data.

Ia pun mengakui perubahan perilaku masyarakat akan sulit terjadi. Sebab, bangsa Indonesia memiliki budaya untuk berkumpul bersama keluarga, kerabat, dan teman. Hal ini berbeda dengan budaya barat yang memiliki sikap individualis.

Selain itu, masyarakat Indonesia juga belum terbiasa menggunakan masker. Kebiasaan tersebut berbeda dengan penduduk Jepang yang sering memakai masker. Dalam hal ini, pendekatan budaya diperlukan dalam mencegah penularan virus corona. 

Tanpa upaya pencegahan penularan Covid-19, bangsa Indonesia dinilai tidak akan bisa bertahan. Sebab, fasilitas kesehatan akan mencapai kapasitas maksimalnya. "Ujungnya pasti rumah sakit akan penuh kalau penularan belum turun," ujar dia.

Hingga 23 September pukul 06.00 WIB, sisa tempat tidur di flat isolasi mandiri tower 4 Wisma Atlet mencapai 1.019 tempat tidur. Kemudian, sisa tempat tidur di flat isolasi mandiri tower 5 mencapai 125 kasur serta tower 8 sebanyak 1.548 kasur.

Sementara, tower 9 untuk karantina mandiri tersisa 1.583 tempat tidur. Selanjutnya, tower 6 dan tower 7 RSDC Wisma Atlet memiliki sisa tempat tidur masing-masing sebanyak sebanyak 310 kasur dan 170 kasur.

Kemudian, sisa tempat tidur di RS Lapangan Indrapura Surabaya mencapai 196 kasur, serta sisa bed di RSKI Pulau Galang mencapai 65 kasur. Wiku pun menekankan pentingnya kedisiplinan masyarakat. "Jadi kebijakan mengerem transisi PSBB tidak serta merta efektif tanpa mencegah penularan," katanya.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...