Ikhtiar Menjaga Alam dan Mengembalikan Fungsi Pesisir

Fitria Nurhayati
Oleh Fitria Nurhayati - Tim Riset dan Publikasi
20 Desember 2020, 11:27
Hutan Mangrove
HKm Seberang Bersatu

Hasil perhitungan karbon juga diserahkan kepada Badan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (Bapedas). “Kelompok kami kemudian ikut serta dalam kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) sehingga mendapatkan ribuan bibit gratis,” ujar Marwandi. 

Dengan hidupnya kembali kawasan mangrove, hewan yang biasa hidup di sekitar mangrove juga bisa dikembangbiakkan lagi. Sebut saja kepiting, kerang bambu, udang, dan lainnya. Seiring dengan rehabilitasi kawasan pesisir, ekosistem bawah laut, khususnya terumbu karang juga mulai pulih. Perlahan-lahan, 80 persen terumbu karang sebelumnya rusak mulai membaik. Keindahannya mulai tampak.

Track wisata mangrove Credit
Track wisata mangrove (HKm Seberang Bersatu)

Anugerah Menjaga Alam

Pertengahan 2020, tim Katadata Insight Centre mensurvei 103 Kelompok Usaha Perhutanan Sosial se-Indonesia. HKm Seberang Bersatu terpilih sebagai kelompok perhutanan sosial percontohan dalam pemulihan lingkungan.

Poin utamanya, tutupan lahan meningkat lebih dari dua kali lipat dibanding sebelumnya. Dengan demikian, wilayah menghijau, vegetasi lahan bertambah, kualitas tanah membaik, udara pun jadi sejuk. Ini sejalan dengan pemetaan kawasan berdasarkan perhitungan karbon. Dari 160 hektare (ha) area HKm, 145 ha dijadikan kawasan mangrove dan 15 ha lainnya dijadikan perkebunan buah.

Ikhtiar mengembalikan fungsi kawasan bukan hanya berdampak terhadap meningkatnya tutupan lahan dan pulihnya kualitas lingkungan. Kelompok HKm memanfaatkan lingkungan sebagai bagian dari aktivitas yang menghasilkan secara ekonomi.

Tahun 2018 menjadi babak baru bagi HKm Seberang Bersatu. Secara resmi mereka membuka kawasan HKm sebagai area wisata. Ada track mangrove sepanjang 1 km yang bisa dinikmati keindahannya. Wisatawan juga bisa mendapatkan edukasi dan ikut serta menanam mangrove. Sambil rekreasi, sekalian reklamasi lingkungan. Pengunjung juga bisa mengadopsi mangrove yang mereka tanam. “Kami ajak pengunjung untuk cinta lingkungan,” kata Marwandi.

Bagi yang suka meneliti burung, pengunjung juga bisa mengamati beraneka  jenis burung yang hidup di sekitar mangrove. Bisa juga menangkap kepiting dengan alat tradisional tangkul/bubu menggunakan perahu seperti yang biasa dilakukan nelayan setempat. Atau jika mau lebih menantang, bisa menangkap kepiting pada malam hari menggunakan head lamp dan alat tangkap kepiting yang disebut sauk/tanggok.

Untuk mereka yang suka keindahan bawah laut, pengunjung bisa snorkeling ataupun diving. Apabila berwisata di siang hari masih kurang, kelompok juga menyediakan camping glamour, kegiatan di tepi pantai dengan view Kota Tanjungpandan saat malam hari. Bonusnya lagi, bisa melihat milky way.

Beragam aktivitas wisata tersebut menarik lebih dari 74 ribu pengunjung pada 2018, dan meningkat menjadi lebih dari 77 ribu pengunjung pada 2019. Kepala Dinas Kehutanan Kep. Bangka Belitung, Marwan mengatakan, pemanfaatan jasa lingkungan ini meningkatkan kesejahteraan kelompok dan masyarakat sekitar. “Setiap tahunnya kelompok bisa mendapatkan penghasilan Rp1,1 miliar,” ujarnya.

Marwandi menyadari kegiatan menjaga lingkungan merupakan aktivitas jangka panjang. Keuntungannya bukan hanya bisa dirasakan generasi sekarang, tapi juga generasi mendatang. Tugas berikutnya, menjaga semangat satu sama lain. “Kami saling menjaga, supaya tidak ada lagi aktivitas ilegal yang bisa merugikan lingkungan dan masyarakat,” kata Marwandi.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...