Peta Industri Manufaktur Tahun Ini Bertabur Optimisme

Rizky Alika
6 Januari 2021, 06:00
covid-19, industri, investasi
123rf.com
Pemerintah dan pengusaha memprediksi kondisi industri tahun ini lebih baik daripada tahun 2020.

"Tapi belum bisa tumbuh normal sebesar 8-9 persen meski sudah membaik," kata Adhi.

Optimisme tersebut muncul seiring dengan adanya program vaksinasi Covid-19. Bila berhasil, konsumsi kelas menengah-atas diperkirakan meningkat. Ia pun menyebutkan, konsumsi masyarakat kelas menengah-atas berkontribusi sebesar 82 persen terhadap total konsumsi rumah tangga.

Dari sisi ekspor, ia memperkirakan kinerjanya semakin positif pada tahun ini. Sebab, peningkatan harga komoditas turut meningkatkan kemampuan berbagai negara untuk meningkatkan impor.

Hingga September 2020, GAPMMI mencatat ekspor makanan dan minuman tumbuh 5 persen secara tahunan. Ia memperkirakan, ekspor pada 2020 akan tumbuh 5-6 persen.

Sedangkan dari sisi investasi, prospeknya juga diperkirakan semakin positif. "Banyak investor yang ingin masuk Indonesia karena konsumsi pangan Indonesia cukup tinggi," ujar Adhi.

Terdekat, ada perusahaan gula asal Taiwan diperkirakan bakal masuk ke Tanah Air. Selain itu, ada sejumlah investor yang menyatakan minatnya untuk masuk pada segmen hilir.

Industri Otomotif 

Pertumbuhan industri otomotif diperkirakan bakal meningkat seiring dengan peningkatan penjualan kendaraan. Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie D. Sugiarto mengatakan, target penjualan kendaraan pada 2021 sebesar 750 ribu unit, naik dibandingkan perkiraan penjualan mobil pada tahun lalu sebesar 525 ribu unit.

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan berada di 3-4 persen. Ini bisa menaikkan angka penjualan kendaraan bermotor," kata Jongkie.

Data Gabungan Industri Kendaraan Motor Indonesia (Gaikindo) mencatat, penjualan mobil selama November 2020 naik 9,8% menjadi 53.844 unit dibandingkan Oktober yang sekitar 49.018 unit. Namun, jika dibandingkan November 2019, penjualan mobil nasional masih anjlok 41%. Demikian pula sepanjang Januari-November 2020, penjualan mobil mencapai 474.908 unit, menyusut 49% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Konsumsi Ritel Tumbuh

Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja (APBI) Alphonzus Widjaja memperkirakan, pemulihan pusat belanja baru terjadi pada triwulan III 2021 atau awal semester II 2021.

"Belum akan pulih normal tapi baru akan mulai bergerak menuju kondisi normal," katanya. Ia memperkirakan, usaha pusat perbelanjaan akan kembali pulih setelah vaksinasi dilakukan untuk masyarakat umum, yaitu pada triwulan I-II 2022.

Ia pun mencatat, rata-rata transaksi penjualan di pusat perbelanjaan sepanjang 2020 mencapai Rp 60 miliar per bulan per mall. Capaian tersebut menurun dibandingkan rata-rata transaksi pada 2019 sebesar Rp 150 miliar per bulan per mall.

Pesimisme Pariwisata

Adapun industri pariwisata tak memiliki optimisme yang sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menghadapi geliat tahun ini. Sekretaris Jenderal  Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran menilai target Kemenpar mendatangkan 4 sampai 7 juta wisatawan tahun ini sulit tercapai.

Pasalnya lonjakan kasus Covid-19 masih juga terjadi di Indonesia. Selain karena lonjakan kasus corona, munculnya varian baru virus semakin menambah ketidakpastian meskipun program vaksinasi siap dilaksanakan. 

“Target 4-7 juta wisman belum bisa kami bayangkan. Apalagi sekarang akses wisman ditutup karena adanya varian baru Covid-19," katanya kepada katadata.co.id, Senin (4/1). 

Halaman:
Reporter: Rizky Alika, Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...