Kisah WNI Isolasi Mandiri Covid-19 Selama Tujuh Hari di Australia

Rizky Alika
9 Februari 2022, 17:10
isolasi mandiri, australia
ANTARA FOTO/REUTERS/Loren Elliott/HP/djo
Suasana saat lockdown di Sydney, Australia, Senin (23/8/2021).

Petugas Medis Pantau Kondisi Pasien Setiap Hari

Penanganan yang diterima Adek berbeda saat keluarganya tertular Covid-19 pada pertengahan Desember lalu. Awalnya anak bungsu Adek, B, menjalani tes Covid-19 lantaran ada teman sekolahnya yang terpapar corona. Hasilnya, B positif Covid-19.

Seluruh anggota keluarga Adek ketika itu harus menjalankan isolasi selama 12 hari. Instruksi ini berdasarkan pesan singkat dari dinas kesehatan setempat, New South Wales (NSW) Health. Saat itu penambahan kasus positif Covid  harian berkisar 700 kasus.

Ketika itu, petugas kesehatan memberikan layanan secara secara virtual. Usai menerima hasil tes, Adek langsung menerima telepon dari rumah sakit virtual.

Petugas pun selalu memantau kondisi pasien dengan menelepon suara dan video setiap hari. "Mereka menanyakan kondisi anak saya," ujar dia.

Selain itu, Dinas Kesehatan setempat juga menghubungi keluarga Adek. Tujuannya untuk penelusuran kontak erat.

Keluarga Adek juga menerima paket berisi oksimeter dan petunjuk perawatan pasien Covid-19 di rumah. Panduan tersebut menjelaskan penanganan yang harus dilakukan apabila ada gejala berat.

Petugas meminta mereka yang berkontak dekat dengan pasien menjalani tes Polymerase Chain Reaction (PCR) pada hari ke-6 dan ke-12 sejak kontak erat terdeteksi positif.

Pada tes PCR hari ke-6, anak sulung Adek juga positif corona. Saat itu, kasus positif harian sudah melonjak menjadi 5 ribu kasus. Petugas medis tak lagi memantau kondisi kesehatan dengan menelpon dan video call. 

Mereka menyampaikan pesan berisi tautan untuk memantau kondisi kesehatan K. Petugas meminta K menjalani isolasi selama 12 hari.

Pemerintah juga tak mengirimkan paket oksimeter kepada K. "Mungkin karena serumah dengan B jadi dianggap tak perlu lagi dikirimkan paket," kata dia.

Perawat dari rumah sakit virtual menganjurkan konsumsi parasetamol apabila ada keluhan. Jika ada keluhan lebih lanjut, keluarga dapat menghubungi ambulans.

Pada hari keempat B positif, Adek sempat menelepon ambulans lantaran jantungnya yang berdetak terlalu cepat. Ia juga mengeluhkan sakit di perut.

Dalam hitungan jam, rumah sakit virtual memberikan tautan Zoom untuk memantau kondisi B secara daring. Tak lama kemudian, petugas paramedik pun mengunjungi rumah Adek.

Meski begitu, petugas memberikan panadol serta memeriksa detak jantung melalui elektrokardiogram.
Hasil pemeriksaan menunjukkan anak Adek dalam kondisi baik. "Mereka berpesan, jika kondisi memburuk, segera kembali panggil ambulans," ujar dia.

Setelah itu, kondisi anak Adek berangsur membaik. B pun memperoleh e-sertifikat bebas dari isolasi, sedangkan K yang tidak mengalami gejala menerima sertifikat pada hari keenam.

Adapun, e-sertifikat bebas isolasi bisa diperoleh tanpa menjalankan tes PCR ulang. "Di sini setelah positif, tidak ada tes PCR lagi," katanya.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika, Ameidyo Daud Nasution
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...