Pasokan Kedelai Seret, DPR Usulkan Barter dengan Batu Bara

Intan Nirmala Sari
19 Februari 2022, 10:29
Proses pembuatan tahu di salah satu sentra produksi tahu di Jakarta, Rabu (26/5/2021). Kementerian Perdagangan menyampaikan harga kedelai dunia masih mengalami kenaikan, terlihat dalam tren harga dari Chicago Board of Trade (CBOT) pada pertengahan Mei 202
Muhammad Zaenuddin |Katadata
Proses pembuatan tahu di salah satu sentra produksi tahu di Jakarta, Rabu (26/5/2021). Kementerian Perdagangan menyampaikan harga kedelai dunia masih mengalami kenaikan, terlihat dalam tren harga dari Chicago Board of Trade (CBOT) pada pertengahan Mei 2021, di mana harga kedelai berada pada kisaran US$15,86 per bushels atau Rp10.084 per kg, naik sekitar 11,2 persen dibanding April 2021 sebesar US$14,26 per bushels.

Pemerintah dinilai memerlukan berbagai cara dan strategi untuk mewujudkan kebijakan prorakyat. Apalagi, Amin mengatakan mayoritas produsen tahu dan tempe adalah usaha mikro dan kecil.

Adapun data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan sekitar 90 % impor kedelai Indonesia untuk 2020 datang dari Amerika Serikat. Jumlahnya setara 2.238,5 ton dari total 2.475,3 ton impor kedelai Indonesia.

"Mereka baru saja pulih setelah dihantam pandemi. Harus ada solusi cepat dan taktis untuk menyelamatkan usaha mereka," kata Amin.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menyatakan naiknya harga kedelai di Indonesia karena adanya beberapa permasalahan dari negara importir, antara lain cuaca buruk El Nina di kawasan Amerika Selatan.

"Jadi permasalahan kedelai di Indonesia yang harganya belakangan ini naik karena adanya beberapa permasalahan dan terjadinya El Nina di Argentina," ujar Muhammad Lutfi saat di Makassar, Kamis (17/2).

Dia mengatakan, harga kedelai yang sebelumnya US$ 12 per gantang, naik menjadi US$ 18 per gantang. Naiknya harga kedelai, selain dari dampak cuaca buruk El Nina di Argentina dan kawasan Amerika Selatan yang menjadi negara pengimpor itu, juga dipengaruhi oleh kebutuhan besar di Cina.

Mendag juga menyatakan jika baru-baru ini, di Negeri Tirai Bambu mencatat ada lima miliar babi baru yang semuanya membutuhkan pakan kedelai. "Awalnya peternakan babi di sana tidak makan kedelai, tapi sekarang makan kedelai," katanya.

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...