Revolusi Industri: Latar Belakang, Sejarah, Contoh, dan Dampaknya
Revolusi industri adalah perubahan sistem sosial dan kebudayaan yang berlangsung secara cepat serta berhubungan dengan perkenalan mesin uap (menggunakan bahan bakar batu bara) dan ditenagai oleh mesin (terutama dalam produksi tekstil). Lantas, bagaimanakah sejarah dan dampak dari adanya revolusi industri? Berikut penjelasannya.
Latar Belakang Revolusi Industri
Menurut keterangan dalam jurnal Historia: Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah 8(1), disebutkan bahwa sebelum abad 18, sistem perekonomian Eropa bergantung pada ekonomi agraris. Namun, setelah memasuki abad ke-18, maka tenaga mesin mulai digunakan sebagai alat produksi di pabrik menggantikan tenaga manusia.
Perubahan inilah yang kemudian dikenal dengan sebutan revolusi industri. Istilah dari revolusi industri kemudian dikenalkan oleh Fredriech Engles dan Louis Agueste Balnqui di pertengahan abad-19. Sebelum dikenal dengan alat-alat mekanis dan otomatis.
Semenjak adanya revolusi industri, maka aktivitas ekonomi banyak memanfaatkan mesin. Hal tersebut membuat terjadi penghematan dan perbedaan pola hidup masyarakat pada saat itu.
Dalam jurnal tersebut juga disebutkan beberapa poin yang menjadi latar belakang revolusi industri. Berikut penjelasannya.
- Keamanan Inggris pada abad ke-18 menjamin seluruh segi kehidupan masyarakat Inggris, termasuk sistem ekonomi. Masyarakat inggris menjadi lebih tenang dan tidak takut dalam menjalankan roda perekonomiannya,
- Mulai berkembang kegiatan kewirausahaan dan manufaktur.
- Inggris memiliki kekayataan alam, khususnya batu bara dan biji besi yang membuat Inggris bisa mengembangkan proses produksi.
- Memiliki banyak wilayah jajahan.
- Terjadi revolusi agraris yang membuat masyarakat Inggris yang dilanda gejolak turut melatarbelakang lahirnya revolusi industri di negara tersebut.
- Muncul paham ekonomi liberal.
Sejarah Revolusi Industri
Hingga kini, revolusi industri sudah berlangsung empat kali, yaitu revolusi industri 1.0, revolusi industri 2.0, revolusi industri 3.0, dan revolusi industri 4.0. Bagaiamana perkembangan sejarah revolusi industri tersebut? berikut penjelasannya.
Revolusi Industri 1.0
Revolusi industri 1.0 terjadi sekitar tahun 1800 – 1900. Inggris merupakan negara yang mempelopori lahirnya revolusi industri ini. Beberapa sektor yang mengawali revolusi ini, antara lain:
1. Industri tesktil
Di era industrialisasi dan mekanisasi, inovasi di sektor industri tekstil mengalami perkembangan yang luas biasa. Diawali dengan pembuatan keanisasi mesin pintal. Produksi tekstil yang awalnya menggunakan tenaga manusia, berubah menggunakan tenaga mesin yang membuat proses produksi lebih efisien dan efektif.
2. Industri besi dan basa
Contoh revolusi industri yang juga terjadi saat revolusi industri 1.0 yaitu perubahan yang terjadi pada industri besi dan baja. Sektor ini juga mengalami perkembangan dan kemajuan yang pesar. Adanya inovasi, membuat proses pembuatan besi dan baja lebih murah. Biaya pembuatannya juga lebih murah.
3. Industri transportasi
Sektor lain yang juga mengalami perubahan yaitu industri transportasi. Sebelumnya, industri barang hasil produksi diangkut dengan menggunakan tenaga hewan. Namun setelah ditemukannya mesin uap dan kapal uap, proses pengiriman barang menggunakan kapal laut dan kereta api.
Revolusi Industri 2.0
Pada periode ini, kemajuan industri terjadi sangat cepat di negara Inggris, Jerman, Amerika, Prancis, dna Jepang. Revolusi industri 2.0 dikenal dengan revolusi teknologi karena di waktu ini terjadi lompatan besar dan radikal dalam perkembangan teknologi dan budaya masyarakat.
Inovasi yang terjadi di era ini merupakan kelanjutan dari revoluasi industri 1.0. Beberapa contoh revolusi industri 2.0, antara lain:
- Pengembangan sumber daya energi, seperti minyak bumi dan batu bara sebagai sumber bahan bakar baru.
- Penemuan arus listrik AC dan DC yang berfungsi untuk membuat motor listrik.
- Inovasi produksi besi dan baja dalam skala besar.
- Produksi masal mobil dan pesawat sebagai alat transportasi.
- Penggunaan mesin industri untuk menufaktur semakin meluas.
- Penggunaan telegraf untuk komunikasi jarak jauh semakin meluas.
- Penggunaan teknologi listrik dalam bidang transportasi dan telekomunikasi.
Revolusi Industri 3.0
Revolusi industri 3.0 diawali dengan kemunculan teknologi informasi dan elektronik yang masuk ke dunia industri. Misalnya sistem otomatisasi berbasis komputer dan robot. Peralatan industri sudah tidak dikendalikan oleh manusia, namun diatur oleh komputer atau yang dikenal dengan istilah komputerisasi.
Di periode ini muncul invoasi pengembangan perangkat lunak untuk memanfaatkan perangkat keras elektronik. Banyak penemuan dan pembuatan perangkat elektronik yang tujuannya untuk otomatisasi operasional mesin menggantikan operator produksi. Beberapa contoh revolusi industri 3.0, antara lain:
- Teknologi komputer.
- Akses internet.
- Peralatan elektronik seperti smartphone.
- Sistem perangkat lunak atau software.
- Pegembangan sumber energi baru.
Revolusi Industri 4.0
Kemunculan revolusi industri 4.0 ditandai dengan adanya konektivitas manusia, data dan mesin dalam bentuk virtual atau cyber physical. Perkembangan ini membawa perubahan sangat cepat yang tujuannya untuk meningkatkan kualitas kehidupan.
Di era revolusi industri 4.0 memungkinkan otomatisasi di segala bidang untuk mencapai produktivitas yang lebih efektif dan efisien. Penerapan sistem informasi rantai pasokan digital ke segala unit kerja akan meminimalkan peran manusia sebagai operator. Secara umum, era ini akan mengganti peran tenaga manusia dari operator menjadi seorang ahli dengan kompetensi tinggi.
Dampak Revolusi Industri
Setiap perubahan pasti menimbulkan dampak poritif maupun negatif. Hal ini juga berlaku pada revolusi industri. Berdasarkan penjelasan di jurnal Historia: Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah 8(1), berikut ini dampak positif dan negatif revolusi industri.
Dampak positif
- Proses produksi semakin efektif dan efisien.
- Teknologi dan pengetahuan semakin maju.
- Akses informasi lebih mudah dan cepat karena adanya internet.
Dampak negatif
- Kurangnya tenaga kerja karena digantikan tenaga mesin.
- Jumlah pengangguran bertambah.
- Keadaan politik menjadi kurang stabil.