Minyak Jelantah Bisa Jadi Bahan Baku Biodiesel Rendah Emisi

Hanna Farah Vania
Oleh Hanna Farah Vania - Tim Publikasi Katadata
7 April 2022, 19:58
Minyak Goreng Bekas Berpeluang Hasilkan Biodiesel Rendah Emisi
Katadata

Menurut Kepala Kajian Ekonomi Lingkungan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM UI) Alin Halimatussadiah, rumah tangga memiliki peran strategis untuk menyalurkan minyak jelantahnya. Sebab, rumah tangga juga akan merasakan manfaat lingkungan dan kesehatan.

Oleh karena itu, Alin menyebutkan bahwa perilaku rumah tangga dalam pengumpulan UCO perlu diantisipasi. Terdapat biaya tertentu yang perlu dikeluarkan untuk mengumpulkan UCO dari kualitas yang bervariasi, titik pengambilan yang beragam, dan kemauan untuk menjual yang berbeda-beda.

“Sehingga, para pemain perlu memperhatikan berbagai hal terkait perilaku rumah tangga, sistem logistik dan insentif yang akan diberi nantinya,” ucap Alin.

Oleh sebab itu, peluang penggunaan UCO sangat besar. Namun masih terkendala ketiadaan regulasi menetapkan UCO sebagai limbah yang dapat menjadi bahan baku komplementer BBN. Di sisi lain, pemerintah tengah melakukan sejumlah upaya.

Pemerintah, melalui Kementerian ESDM saat ini mengembangkan BBN berkelanjutan dengan menerapkan Indonesian Bioenergy Sustainability Indicators (IBSI). Di dalamnya terdapat sejumlah indikator terkait lingkungan, sosial, dan ekonomi yang harus dipenuhi pelaku usaha untuk mewujudkan biodiesel berkelanjutan.

Direktur Bioenergi Kementerian ESDM Edi Wibowo dalam kesempatan yang sama juga menjelaskan bahwa pengaturan insentif untuk biodiesel berbasis UCO memang perlu disempurnakan. Ke depannya perlu ada sinergi penta-helix dari berbagai pihak seperti pemerintah daerah dan pusat, pelaku usaha, badan penelitian dan pengembangan, media, hingga masyarakat. Ia juga menyebutkan terdapat sejumlah regulasi yang perlu disiapkan oleh pemerintah pusat.

“Pemerintah pusat perlu menyiapkan beberapa regulasi terkait kebijakan pemanfaatan UCO untuk biodiesel seperti tata niaga, standar, registrasi, serta setifikasi produsen biodiesel dan insentifnya,” katanya.

Dari sisi pemain, Pertamina kini tengah mengembangkan biorefinery atau kilang hijau yang menjadi strategi mempercepat target bauran EBT nasional pada 2025. Biorefinery merupakan proyek energi bersih Pertamina dengan pengolahan kilang menggunakan bahan baku terbarukan dari minyak sawit, termasuk UCO.

Specialist II Renewable Energy Development Research Pertamina Bayu Prabowo menyebutkan, UCO berpotensi besar menjadi bahan baku komplementer. Namun, ada sejumlah hal yang perlu dipersiapkan sebelum mengembangkannya.

Sebab, pengembangannya membutuhkan rute yang lebih panjang karena ada proses yang perlu ditambahkan, yaitu proses water removal menghilangkan unsur air dari UCO dan esterifikasi. Bayu menyebutkan, hal ini akan berimplikasi ke peningkatan harga karena membutuhkan energi dua kali lipat lebih besar.

“Ini bukan untuk menutup peluang, tapi untuk mempertimbangkan aspek yang perlu diantisipasi dan ke depannya akan dikembangkan bersama-sama,” ujarnya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...