Jadi Korban KBGO, Apa yang Harus Dilakukan?

Shabrina Paramacitra
Oleh Shabrina Paramacitra - Tim Riset dan Publikasi
17 Mei 2022, 12:52
Jika Anda menjadi korban atau sedang mendampingi korban KBGO, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meringankan dampak buruk yang timbul.
123RF

“Bila perlu, kami psikolog bekerja sama dengan psikiater untuk menambah terapi dengan obat. Namun, semua tergantung hasil konsultasi dengan psikolog,” kata Zoya. 

Di luar itu, ada pula metode-metode lain untuk membantu pemulihan pada korban, salah satunya hipnoterapi. Terapi ini dilakukan dengan memasuki alam bawah sadar seseorang untuk memberikan sugesti tertentu. 

Bagaimana jika KBGO terjadi pada orang lain di sekitar kita? Dalam hal ini, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mendampingi korban:

1. Membentuk jejaring dukungan (support networks)

Kepedulian dan dukungan jangka panjang bagi penyintas dapat mencegah KBGO untuk terjadi lagi, minimal pada diri korban. Lingkungan yang suportif membantu penyintas untuk sembuh dari trauma yang dialami. Dan, bila memungkinkan, berkontribusi kepada kampanye melawan KBGO.

2. Menceritakan kisah korban dan penyintas

Pendamping dapat membantu korban KBGO untuk menceritakan kisah serta perjuangannya untuk pulih dari trauma. Penceritaan kembali ini bisa dilakukan melalui format digital, misalnya dengan cara digital storytelling (teks, foto, video, musik).

3. Kampanye solidaritas

Kampanye ini memberikan validasi atas KBGO yang telah terjadi pada penyintas. Kampanye solidaritas dapat menyebarkan kesadaran khalayak akan KBGO. Serta, membangun massa untuk memberi tekanan pada pemerintah atau pun sektor privat untuk membuat regulasi dan membangun kultur yang tidak menoleransi KBGO.

KBGO tak lepas dari penetrasi internet yang tinggi. Laporan We Are Social pada 2022 mencatat, penetrasi penggunaan internet di Indonesia sudah mencapai 73,7 persen dari total populasi. Sebanyak 68,9 persen di antara pengguna internet juga berselancar di media sosial. Sementara itu, rata-rata lama penggunaan internet per hari masyarakat mencapai 8 jam 36 menit.

Pada sisi lain, riset SAFEnet yang dipublikasikan dalam laporan berjudul Jauh Panggang dari Api: Menilik Kerangka Hukum Kekerasan Berbasis Gender Online di Indonesia pada 2022 menyebutkan, salah satu pemicu KBGO adalah kurangnya literasi mengenai penyebaran data pribadi. Hal itu terjadi di berbagai negara. 

Oleh karena itu, setiap orang harus dibekali dengan edukasi mengenai privasi data. Di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika berupaya meningkatkan literasi digital bagi perempuan. Melalui inisiatif Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi, Kominfo membuka akses pendidikan literasi bagi para perempuan. 

Literasi yang dimaksud terutama mengenai budaya privasi data, mengingat perempuan rentan menjadi korban kasus KBGO. 

Untuk mendapat informasi lebih lanjut mengenai KBGO, Anda dapat mengunjungi laman info.literasidigital.id. Berbagai informasi mengenai literasi digital, termasuk etika berinternet dan perlindungan keamanan digital dapat Anda akses di sana.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...