Dahsyatnya Supernova, Ledakan Bintang di Luar Angkasa

Image title
9 Agustus 2022, 15:11
supernova
Flickr/ NASA Goddard Space Flight Center
Ilustrasi, ledakan supernova.

Alam semesta terdiri dari berbagai objek, salah satunya bintang. Sebuah bintang sebagian besar terdiri dari hidrogen dan helium. Bintang menghasilkan cahaya dan panas dari energi nuklir dari dalam intinya.

Melansir BBC Science, bintang terbentuk dari awan debu dan gas yang sangat besar di luar angkasa. Gravitasi menarik debu dan gas bersama-sama untuk membentuk protobintang. Saat gas berkumpul, protobintang menjadi panas. Ketika panas sudah cukup untuk memulai reaksi nuklir, sebuah bintang terbentuk.

Layaknya kehidupan, sebuah bintang juga dapat mati. Setelah tidak ada bahan bakar yang tersisa, bintang itu runtuh dan lapisan luarnya meledak. Inilah yang disebut supernova.

Pengertian dan Proses Terjadinya Supernova

Supernova adalah ledakan bintang di luar angkasa. Menurut NASA, supernova merupakan ledakan terbesar yang terjadi di luar angkasa. Setiap ledakan supernova memancarkan cahaya yang sangat terang dan kuat. Peristiwa spektakuler ini sangat terang sehingga mengungguli seluruh galaksi selama berhari-hari atau bahkan berbulan-bulan.

Pancaran cahaya dari ledakan supernova setara dengan 10 milyar matahari. Energi total yang dipancarkan oleh satu supernova dapat mencapai 1044 joule atau setara energi total matahari selama 10 miliar tahun masa hidupnya.

Proses terjadinya supernova dimulai saat muncul perubahan pada inti, atau pusat, dari sebuah bintang. Ada dua tipe supernova berdasarkan proses terjadinya, yaitu:

1. Supernova Tipe I

Supernova Tipe I terjadi dalam sistem bintang biner. Bintang biner adalah dua bintang yang mengorbit pada titik yang sama. Salah satu jenis bintang yang disebut white dwarf (katai putih), mencuri materi dari bintang pendampingnya. Akhirnya, katai putih mengakumulasi terlalu banyak materi, sehingga menyebabkan bintang meledak, menghasilkan supernova.

2. Supernova Tipe II

Supernova Tipe II atau disebut juga core-collapse (inti yang runtuh) terjadi pada akhir masa hidup suatu bintang yang setidaknya memiliki ukuran delapan kali lebih besar dari matahari. Bintang membakar bahan bakar di intinya sehingga menghasilkan panas.

Panas itu menghasilkan tekanan yang mendorong keluar melawan gaya gravitasi bintang.Saat bintang kehabisan bahan bakar nuklir, sebagian massanya mengalir ke intinya. Akhirnya, inti menjadi sangat berat sehingga tidak dapat menahan gaya gravitasinya sendiri.

Inti bintang runtuh, sehingga menghasilkan ledakan supernova. Setelah supernova, inti bintang menjadi padat dan tersisa gas panas yang disebut nebula. Pada bintang yang sangat besar, intinya yang runtuh dapat menjadi lubang hitam. Jika tidak, inti bintang menjadi bintang neutron padat.

Apakah Matahari Bisa Mengalami Supernova?

Dikutip dari Space.com, matahari tidak akan mengalami supernova. Ukuran dan massa matahari tidak cukup besar untuk menghasilkan ledakan supernova ketika matahari mati. Ini juga tidak cukup untuk menghasilkan lubang hitam. Agar tercipta supernova, matahari harus memiliki massa 10 kali lebih besar. Sedangkan untuk menghasilkan lubang hitam, matahari harus memiliki masal 20 kali lebih besar.

Matahari sebagian besar terdiri dari hidrogen dan helium. Di inti Matahari, hidrogen diubah menjadi helium dalam proses yang disebut fusi nuklir. Dibutuhkan empat atom hidrogen untuk melebur menjadi setiap atom helium. Selama proses beberapa massa diubah menjadi energi.

Halaman:
Editor: Agung
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...