Mengenali Gejala Covid-19 XBB dan XBC Dibanding Flu Biasa

Tifani
Oleh Tifani
14 November 2022, 15:00
gejala covid-19 xbb dan xbc
Pexels.com/Polina Tankilevitch
Ilustrasi, demam sebagai salah satu gejala Covid-19 XBB dan XBC.

Selain itu, subvarian Omicron XBB dan XBC juga mengakibatkan demam atau menggigil kedinginan. Seperti gejala infeksi Covid-19 umumnya, subvarian Omicron XBB menyebabkan demam. Meski begitu, kamu bisa saja terkena virus corona tanpa mengalami demam.

Sebuah penelitian yang dimuat Taylor & Francis Public Health Emergency Collection mengungkapkan, rata-rata pasien COVID-19 mengalami demam selama 10 hari. Pasien yang dirawat di ICU cenderung mengalami demam lebih lama daripada pasien COVID-19 yang tidak dirawat secara intensif.

Lalu, pasien juga mengalami sakit di sekujur tubuh, badan mudah lelah dan lemas, serta nyeri otot. Terakhir, pasien juga mengalami sakit kepala. Sakit kepala adalah salah satu gejala COVID-19 yang bisa mengganggu.

Kondisi ini diduga bisa dialami orang yang terinfeksi XBB. Umumnya, nyeri sakit kepala akibat infeksi virus corona sangat bervariasi. Rasa nyeri yang muncul bisa seperti ditekan hingga berdenyut parah. Biasanya, sakit kepala berlangsung berhari-hari hingga berminggu-minggu.

Kelompok Individu yang Paling Rentan Tertular

Omicron XBB lebih rentan menyerang orang yang sama sekali belum pernah terinfeksi COVID-19. Hal ini telah terjadi di Singapura, sebagian besar kasus COVID-19 didominasi oleh covid naive, yaitu mereka yang belum pernah terinfeksi.

Selain covid naive, risiko penularan juga rentan menyasar kelompok individu pada rentang usia 20 hingga 39 tahun dan lansia di atas 70 tahun. Kelompok lansia umumnya memiliki daya tahan tubuh yang relatif lebih rendah dan punya komorbid.

Mencegah Penularan Omicron XBB dan XBC

Masyarakat juga diimbau untuk segera melakukan vaksinasi guna meningkatkan proteksi terhadap subvarian Omicron XBB dan XBC. Selain mematuhi prokes, berikut tips lain yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan:

1. Mengonsumsi Vitamin C

Setiap orang memiliki daya tahan tubuh yang berbeda-beda. Ada beberapa faktor yang memengaruhinya, mulai dari usia, pola makan dan gaya hidup. Vitamin C bisa menjadi solusi untuk memperkuat imun. Jenis antioksidan ini membantu tubuh melawan virus maupun mempercepat pemulihan pasca infeksi.

2. Menerapkan Pola Makan Sehat

Supaya efeknya maksimal, konsumsi vitamin juga perlu diiringi dengan pola makan yang sehat. Contoh makanan yang bisa memperkuat imun, yaitu sayuran hijau (paprika, brokoli, dan bayam), produk susu, buah kiwi, lemon dan jeruk, serta kacang-kacangan.

Batasi konsumsi makanan setengah matang atau mentah yang bisa menyebabkan infeksi virus maupun bakteri. Kombinasikan dengan banyak minum air putih dan istirahat cukup.

3. Rutin Olahraga

Olahraga juga membantu meningkatkan imunitas tubuh karena dapat mengeluarkan bakteri dari saluran udara hingga paru-paru. Aktivitas ini mengubah antibodi dan sel darah putih (WBC), yaitu sel sistem kekebalan tubuh yang melawan penyakit. Jenis antibodi tersebut bersirkulasi lebih cepat, sehingga mampu mendeteksi penyakit lebih awal daripada sebelumnya.

Halaman:
Editor: Agung
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...