Membaca Pidato Mega dan Sinyal Politik Partai Penguasa

Ira Guslina Sufa
12 Januari 2023, 17:12
Megawati
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/YU
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyampaikan pidato politik

Sinyal Politik Mega

Peneliti Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Aisah Putri Budiatri menilai pidato Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri saat HUT ke-50 PDIP di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, (10/1) memberi pesan politik yang dalam tentang peran perempuan. Ia menilai Mega memberi perspektif pentingnya pencalonan perempuan dalam kontestasi politik.

Aisah menduga, bila dikaitkan dengan pemilu 2024 mendatang, narasi yang disampaikan presiden ke-5 RI tersebut mengarah pada Puan Maharani, putri bungsu Mega. Ia menyebut tak tertutup kemungkinan pidato Mega menunjukkan dukungan terhadap Puan sebagai salah satu kandidat calon presiden PDIP.

"Dalam pidato itu, Megawati jelas ingin memberikan pandangan bahwa Puan mampu dan bisa menjadi presiden atau kandidat presiden jika diberikan kesempatan," kata Aisah kepada Katadata.co.id. 

Aisah berpandangan, kemungkinan narasi yang disampaikan Mega tersebut merupakan respons terhadap pihak-pihak yang meragukan Puan. Selain itu, meski saat perayaan HUT Mega tak mengumumkan capres, Aisah menduga Mega masih ingin menguji respons publik serta kader partai banteng mengenai pandangannya perihal pemimpin perempuan yang dibalutnya melalui pidato.

"Megawati nampak masih ingin menguji respon publik dan juga kader PDIP atas pemikirannya tentang pemimpin perempuan itu, dan secara kuat mengarah pada peluang pencalonan Puan," kata Aisah.

Di sisi lain, tambah Aisah, dengan mengaitkan tentang posisi dukungan legal formal PDIP terhadap Jokowi, Mega menunjukkan masih ada kans untuk Ganjar Pranowo untuk maju sebagai capres. Namun, Mega menekankan bahwa bila Ganjar maju sebagai capres, itu harus dengan dukungan penuh PDIP dan bukan dari dukungan partai lain. 

"Ada konteks kepatuhan dan loyalitas terhadap partai yang saya duga ingin ditekankan di sini," kata Aisah.

Secara keseluruhan, Aisah memandang Mega masih menunggu momen yang tepat sembari melihat respons publik dan internal PDIP mengenai pidatonya. Ia menilai Mega masih menimbang kans Puan dan Ganjar dari penghitungan terhadap respons publik. 

"Di luar itu, tentu respons dan lobi-lobi politik dengan partai politik lain akan sangat mempengaruhi  karena koalisi dengan partai lain menjadi hal yang tak terhindarkan bagi PDIP jika ingin menang pilpres ke depan," kata Aisah. 

Pada pemilu 2024 mendatang, PDIP menargetkan bisa kembali tampil menjadi pemenang pemilu. Sejumlah lembaga survei menunjukkan saat ini PDIP masih menduduki posisi teratas dengan raihan suara stabil di atas 20 persen. Sedangkan untuk calon presiden, kader PDIP yang selalu mendapat suara tertinggi adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan elektabilitas di atas 30 persen. 

Nama kader PDIP lainnya yang juga muncul dalam bursa capres adalah Ketua DPR Puan Maharani. Namun, Putri Megawati itu masih mendapat elektabilitas kecil di bawah 5 persen. Hingga kini PDIP belum memutuskan dukungan untuk salah satu kader maju dalam pemilihan presiden. Dalam pidatonya, Megawati menyebut akan menyampaikan pidato penting pada 1 Juni 2023 mendatang. 

Halaman:
Reporter: Ade Rosman, Andi M. Arief
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...