Sikap Gibran saat Debat Cawapres Menuai Kritik
Cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar pun merasa bahwa debat menjadi tidak beretika, karena menjadi ajang tebak-tebakan istilah. Padahal, debat semestinya menjadi forum pertukaran gagasan.
Kritik dari Hasto dan Muhaimin ini mengacu pada tindakan Gibran yang selalu mengeluarkan istilah-istilah asing. Saat debat, bukannya membahas secara mendalam, Gibran justru "mengolok-olok" Muhaimin.
"Ini agak aneh, ya. Yang sering ngomongin LFP itu timsesnya, tetapi cawapresnya enggak paham LFP itu apa. 'Kan aneh. Sering bicara LFP, LFP, lithium ferro phosphate," kata Gibran, dalam debat cawapres, Minggu (21/1).
Direktur Algoritma Research and Consulting Aditya Perdana mengatakan, dalam debat cawapres, gaya komunikasi dan sikap kandidat yang memunculkan pro-kontra di publik patut disorot.
Ini terlihat dari tindakan Gibran yang terus-menerus melontarkan istilah teknis, yang kemudian menjadi bumerang. Pasalnya, berbeda dengan debat cawapres sebelumnya, kini Muhaimin dan Mahfud MD jauh lebih siap.
Selain itu, KPU sendiri telah mengeluarkan aturan bahwa istilah asing yang diucapkan harus diikuti dengan definisi dan penjelasan.
"Saya pikir, debat keempat sebenarnya telah membuka mata publik juga bahwa kapasitas pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh capres-cawapres harus diiringi kepatutan dalam berkomunikasi yang baik dalam forum resmi," kata Aditya, dilansir dari Kompas.id.
Menurutnya, aspek kepatutan tersebut menjadi penting untuk diperhatikan sebagai pertimbangan pemilih yang masih bimbang.
Media Asing Ikut Mengkritisi Sikap Gibran saat Debat Cawapres
Tak hanya dari dalam negeri, sikap Gibran saat debat cawapres pun juga disorot oleh media luar negeri. Channel News Asia misalnya, mengkritik putra sulung Jokowi ini melalui artikel berjudul 'Dent in public hype over Indonesia VP candidate Gibran after 'rude' gesture against opponent in live debate'.
Dalam pemberitaan CNA tersebut, sikap Gibran dinilai kasar selama debat cawapres berlangsung. Sikapnya kontras dengan debat cawapres pertama yang berlangsung pada Desember 2023.
Selain CNA, South China Morning Post atau SCMP juga mengikuti jalannya debat cawapres Indonesia, dan mengkritik penampilan Gibran.
Dalam artikel berjudul 'Indonesia election 2024: Gibran resorts to ‘gotcha questions’, jargon in VP debate in bid to trip up rivals', Gibran disebut menggunakan jargon dan singkatan asing untuk menjebak saat melempar pertanyaan ke lawannya. Saat diingatkan untuk menjelaskan istilah tersebut, ia justru malah merendahkan Mahfud MD.
"Saya tidak akan menjelaskan istilah itu kepadanya, karena dia adalah seorang profesor. Greenflation adalah inflasi hijau, sesederhana itu," kata Gibran.
Dosen senior politik Indonesia di Universitas Murdoch Australia Ian Wilson berpendapat, Gibran cenderung berpegang teguh pada naskah, dan menguraikan lebih banyak kebijakan yang sama.
Gibran juga dinilai menghindari debat yang sehat, dan lebih memilih untuk melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang tidak masuk akal, serta bersikap merendahkan lawan debat.