Polemik Lonjakan Suara PSI, Beda dari Quick Count hingga Sikap Bawaslu

Ira Guslina Sufa
7 Maret 2024, 16:16
PSI
ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/YU
Simpatisan menghadiri kegiatan kampanye akbar Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Denpasar, Bali, Senin (5/2/2024).
Button AI Summarize

Kenaikan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menjadi sorotan dari berbagai kelompok. Terlebih lantaran kenaikan terjadi di pekan ketiga setelah pencoblosan. 

Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Lolly Suhenty mengakui kenaikan suara PSI menjadi salah satu temuan yang banyak dilaporkan ke Bawaslu. Menurut Lolly Bawaslu menampung seluruh laporan yang masuk. 

Bila merujuk data terakhir yang bisa diakses dari Sistem Informasi Rekapitulasi Suara atau Sirekap milik KPU, pada Selasa (5/3) suara PSI sudah berada di angka 3,13%. Jumlah ini berbeda dengan hasil hitung cepat atau quick count yang digelar sejumlah lembaga. 

Merujuk hasil quick count Litbang Kompas yang digelar pada 14 Februari 2024, PSI diperkirakan mendapat 2,8%. Adapun Charta Politica menempatkan PSI mendapat 2,97%, Indikator Politik Indonesia 2,81%, dan poltracking 2,9%. 

Peneliti Bidang Legislasi Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus menilai kenaikan jumlah suara PSI merupakan hal yang wajar. Hal itu menurut dia lantaran kenaikan suara tidak hanya dialami oleh PSI. 

Lucius mencontohkan Partai Kebangkitan Bangsa, dalam quick count Indikator hanya mendapatkan 10,49 persen. Sementara itu raihan PKB merujuk real count KPU mencapai 11,54%. Kenaikan suara menurut dia juga bisa terlihat dari Partai Gelora yang dalam hitung cepat Indikator mencapai 0,93%. Sementara itu versi hasil hitung cepat KPU mendapatkan 1,49%. 

Menurut Lucius polemik kenaikan suara PSI justru muncul lantaran adanya dugaan penggelembungan suara. Kecurigaan menguat lantaran PSI yang diketuai Kaesang Pangarep itu disebut dinilai mendapat sokongan dari Presiden Joko Widodo. 

 "Anggapan ini muncul karena hanya pada lonjakan suara PSI tudingan manipulasi muncul, sedangkan pada parpol lain yang juga mengalami kenaikan suara dianggap biasa saja," kata Lucius seperti dikutip, Kamis (7/3). 

Dugaan Penggelembungan Suara 

Lonjakan suara PSI dalam beberapa hari terakhir menjadi sorotan lantaran dinilai tidak sesuai dengan kenyataan. Ketua Majelis Pertimbangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy atau biasa disapa Rommy mengatakan partainya telah mengantongi sejumlah bukti terkait dugaan penggelembungan suara untuk PSI. 

Menurut Rommy penggelembungan itu terjadi tidak di tingkat tempat pemungutan suara atau TPS. Ia mengatakan kenaikan suara PSI merupakan skenario yang sudah dipersiapkan sejak awal. 

“Diduga mulai di pleno tingkat kecamatan. Tangkapan layar form C1 di berbagai media sosial membandingkan antara Sirekap vs form C1,” kata Rommy dalam keterangannya, dikutip Senin (4/3). 

Halaman:
Reporter: Ade Rosman, Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...