Fintech BUMN LinkAja Ajukan Dua Permohonan Izin ke Bank Indonesia

Image title
13 Februari 2019, 21:19
Telaah - Fintech Pembayaran
? ??/123rf

Gatot percaya, dengan digabungkannya sistem pembayaran berbasis QR Code milik BUMN, dapat membuat pengelolaan menjadi lebih efisien. "Jadi promosi bareng-bareng, tidak duplikasi. Lebih efisien dari infrastruktur," kata Gatot di Gedung Kementerian BUMN, Selasa (12/2).

LinkAja nantinya akan bersaing dengan fintech pembayaran yang sudah ada seperti OVO, Go-Pay, dan DANA. Namun, mereka tak gentar bersaing dengan LinkAja yang didukung oleh bank-bank pelat merah, sebab menurut mereka pasar di Indonesia masih sangat besar.

(Baca: Satgas Waspada Investasi OJK Blokir 635 Fintech Ilegal)

Direktur OVO Harianto Gunawan mengatakan, pengguna layanan keuangan digital kurang dari 10% total penduduk di Indonesia. Maka, menurutnya pesaing utama OVO adalah uang tunai. OVO pun membuka diri untuk bekerja sama dengan fintech pembayaran lainnya dalam mengedukasi masyarakat terkait keuangan non tunai.

"Kami mendukung open ekosistem. Kami selalu melihat dan ingin berkolaborasi dengan siapapun," kata dia di Graha Mitra, Jakarta, Rabu (13/2).

Tak jauh berbeda, CEO DANA Vincent Henry Iswaratioso mengatakan, kehadiran LinkAja akan membantu pemain lain di industri ini dalam mengedukasi pasar. "Market masih baru, jadi kami berkolaborasi untuk persaingan dengan uang tunai," kata dia kepada Katadata.co.id

Managing Director Go-Pay Budi Gandasoebrata mengatakan, perusahaannya menyambut baik pemain pembayaran digital baru di Indonesia, termasuk LinkAja. "Karena transaksi non-tunai masih merupakan hal asing untuk kebanyakan masyarakat Indonesia," ujarnya, beberapa waktu lalu.

(Baca: Go-Pay Sambut Kemunculan LinkAja, Uang Elektronik BUMN)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...