Ramai-ramai Berebut Pasar Besar Industri Gim

Desy Setyowati
27 April 2020, 14:30
Peserta berkonsentrasi saat mengikuti pertandingan Grand Final UniPin eSport Southeast Asia Cyber Arena (SEACA) 2019 di Jakarta, Jumat (8/11/2019). Grand Final UniPin eSport Southeast Asia Cyber Arena (SEACA) 2019 yang berlangsung hingga Minggu (10/11), t
ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Peserta berkonsentrasi saat mengikuti pertandingan Grand Final UniPin eSport Southeast Asia Cyber Arena (SEACA) 2019 di Jakarta, Jumat (8/11/2019). Grand Final UniPin eSport Southeast Asia Cyber Arena (SEACA) 2019 yang berlangsung hingga Minggu (10/11), tersebut diikuiti 66 tim yang berasal dari 24 Kota/Kab di Indonesia dan Negara di Asia Tenggara.

Fintech Achiko lebih dulu merambah pasar gim di Indonesia, dan negara di Asia Tenggara lainnya seperti Thailand dan Filipina. Pasar gim di ketiga negara ini memang potensial.

Berdasarkan laporan WeAreSocial dan Hootsuite, Thailand dan Filipina menempati posisi pertama dan kedua dalam hal lamanya gamer bermain gim konsol per hari pada tahun lalu. Rerata pemain gim di Negeri Gajah Putih menghabiskan 1 jam 43 menit bermain gim konsol per hari.

(Baca: Bukan BEI, Fintech Indonesia Achiko Jual Saham di Bursa Swiss)

Sedangkan gamer Filipina menghabiskan 1 jam 33 menit. Lalu, Indonesia menempati urutan keenam dengan lama bermain 1 jam 23 menit. Responden yang diteliti merupakan pengguna internet berusia 16-64 tahun.

Tidak heran Achiko merambah ketiga negara tersebut. Perusahaan ini juga menyediakan beragam layanan seperti Mimopay atau agregator pembayaran, MimoStore atau marketplace voucher gim, dan Gamespark atau kanal e-sports.

Sebagai pengusung superapps, Gojek tentu ikut merambah pasar gim dengan meluncurkan GoGames pada September 2019 lalu. Dalam lima bulan, transaksi layanan ini melonjak tiga kali.

Transaksi menggunakan GoPay di Google Play Store pun meningkat tiga kali dalam enam bulan. Beberapa gim yang ditransaksikan menggunakan GoPay yakni Free Fire, Mobile Legends, dan PUBG.

(Baca: Incar 60 Juta Pemain Gim, Gojek Luncurkan GoGames)

Pasar gim online di Tanah Air dinilai sangat potensial, dengan jumlah pemain sekitar 60 juta pada 2018. Berdasarkan data Mobile Marketing Association (MMA), pemain gim termasuk mobile dan konsol di Indonesia diperkirakan mencapai 100 juta pada 2020.

Co-CEO Gojek Kevin Aluwi mengatakan, perusahaan merambah pasar gim karena potensinya besar. Apalagi, berdasarkan data Newzoo, populasi online di Tanah Air mencapai 52,6 juta dengan 34 juta di antaranya merupakan pemain gim per tahun lalu.

Lalu, Mobile Marketing Association (MMA) memperkirakan jumlah gamer di Indonesia mencapai 100 juta pada tahun ini. Pendapatan dari industri gim di Tanah Air juga menempati posisi ke 17 dari 100 negara.

Karena itu, Gojek merilis GoGames. “Ini akan menjadi ekosistem one stop untuk gamer. Kuncinya di sini adalah kami perkirakan kontribusi digital dan gaming tahun-tahun ke depan akan semakin penting di ekosistem Gojek,” katanya pada September 2019 lalu.

(Baca: Transaksi GoPay di Play Store Naik 3 Kali Lipat, Gojek Incar Pasar Gim)

Decacorn Indonesia itu lantas berkolaborasi dengan beberapa tim e-sports profesional seperti AURA, RRQ, dan BTR, serta mendukung turnamen tingkat nasional. Perusahaan juga menggandeng Pevita Pearce sebagai GoPay Gaming and Entertainment Brand Ambassador.

Gim mobile bahkan dimanfaatkan oleh beberapa  e-commerce seperti Lazada, Blibli, dan Shopee. Blibli menggunakan gim berbasis Virtual Reality (VR) untuk menjaring pengguna baru seperti Pokemon Go.

Begitu juga Shopee dengan gim seperti Shopee Tanam dan Goyang Shopee. Sedangkan Lazada meluncurkan LazGame yang menyediakan beberapa gim.

(Baca: Gaet Konsumen, E-commerce Rilis Fitur Hiburan hingga Bursa Produk Asli)

Gim memang menjadi pasar yang menggiurkan. Apalagi pendapatan dari sektor ini secara global mencapai US$ 152,1 miliar atau sekitar Rp 2.067 triliun dengan kurs Rp 13.600 per dolar AS pada tahun lalu, sebagaimana terlihat pada databoks berikut:

Dari jumlah tersebut, sebanyak US$ 941 juta atau sekitar Rp 12,8 triliun berasal dari Asia Tenggara. Indonesia berkontribusi terbesar dari nilai ini.

Sepanjang 2019 saja, pendapatan dari sektor gim di Asia Tenggara mencapai US$ 4,4 miliar. Rinciannya, gim mobile US$ 3 miliar, PC US$ 1 miliar, dan konsol US$ 400 juta. Pertumbuhannya 17,4 % secara tahunan (year on year/yoy) untuk gim mobile, 7,1 % PC, dan 5,2 % konsol.

Sedangkan pendapatan e-sports secara global mencapai US$ 149 miliar pada 2019, berdasarkan laporan Newzoo. Hal ini tecermin dari databoks berikut:

Nilai pendapatan dari e-sports diprediksi tumbuh 15,7 % yoy menjadi US$ 1,1 miliar pada tahun ini. Total penonton turnamennya diperkirakan naik 11,7 % menjadi 495 juta orang.

(Baca: Beragam Turnamen Mobile Legends yang Pernah Dimenangkan Indonesia)

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati, Cindy Mutia Annur, Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...