Susul RI, Tren Bisnis Fintech Tumbuh Pesat di Thailand dan Vietnam

Desy Setyowati
25 November 2020, 17:00
Tren Bisnis Fintech yang Jadi Incaran Investor dan Unicorn
Jakub Jirsak/123rf
Ilustrasi

Saat ini, menurutnya investor memang lebih berhati-hati dalam berinvestasi. Namun, potensi startup, khususnya di Indonesia dinilai masih besar. “Tren adopsi layanan pembayaran digital semakin kuat dan masif,” kata William dalam acara virtual Pekan Fintech Nasional, Rabu (25/11).

Infografik_Startup tetap banjir pendanaan saat pandemi
Infografik_Startup tetap banjir pendanaan saat pandemi (Katadata)

Selain itu, ia melihat bahwa startup jumbo di Tanah Air mulai menyasar kota atau tingkat (tier) dua, tiga, dan seterusnya. “Saya kira adopsi layanan digital masih dalam kategori rendah, sehingga perusahaan akan mencari pasar lain,” kata dia.

Bisnis Fintech Incaran Para Unicorn

Selain investor, para unicorn mengincar pasar fintech. Google, Temasek, dan Bain and Company pun mencatat hampir semua startup jumbo di regional merambah sektor ini.

Startup di sektor lain di Asia Tenggara merambah bisnis fintech
Startup di sektor lain di Asia Tenggara merambah bisnis fintech (e-Conomy 2020)


Induk Shopee, Sea Group misalnya, mengajukan lisensi bank digital di Singapura. Selain itu, menyediakan dompet digital ShopeePay.

Lalu, Grab memiliki GrabPay di negara mereka beroperasi, kecuali Indonesia. Di Tanah Air, Grab menggandeng OVO dan LinkAja. Pesaingnya, yakni Gojek juga memperkuat bisnis keuangannya, GoPay.

Sedangkan Tokopedia memiliki perusahaan afiliasi di bidang fintech lending yaitu Dhanapala. Oleh karena itu, Connie Chan menilai bahwa persaingan di sektor layanan keuangan digital cukup ketat.

Ia pun melihat ada potensi konsolidasi di sektor ini ke depan. Berdasarkan laporan e-Conomy 2020, peluang dan tantangan sektor layanan keuangan digital pada era kebiasaan baru atau new normal, sebagai berikut:

Peluang dan tantangan startup layanan keuangan digital saat era 'normal baru'
Peluang dan tantangan startup layanan keuangan digital saat era 'normal baru' (e-Conomy 2020)

Sebelumnya, Managing Partner Kejora Ventures Eri Reksoprodjo mengatakan bahwa peta persaingan fintech pembayaran di Indonesia diwarnai konsolidasi dalam jangka menengah. Dengan begitu, “investor akan mempunyai pilihan untuk investasi di startup yang sudah lebih mature dan mempunyai shortest path to profitability,” ujar dia kepada Katadata.co.id, September lalu (29/9).

Hal senada sempat disampaikan oleh CEO BRI Ventures Nicko Widjaja. Ia menilai, ekosistem industri fintech Indonesia lebih mirip Tiongkok ketimbang Silicon Valley, Amerika Serikat (AS).

“Berkaca dari sana (Tiongkok), sangat masuk akal jika pemain fintech pembayaran Indonesia yang menguasai pangsa pasar lebih kecil, memilih bekerja sama dengan mitra strategis," ujar Nicko kepada Katadata.co.id, Juni lalu (16/6).

Di Negeri Tirai Bambu, tersisa dua pemain fintech pembayaran besar yakni WeChat Pay dan Alipay. Oleh karena itu, menurutnya kabar bahwa OVO dan DANA dalam pembicaraan untuk merger, sangat mungkin terjadi.

Lagi pula, merger akan memperkuat ekosistem di industri fintech. "Jika berkaca ke pasar Indonesia secara spesifik, kunci sukses industri fintech yakni kolaborasi," kata dia.

Sebab, ekosistem sektor fintech pembayaran besar. Layanan yang tersedia pun beragam, mulai dari fungsi gerbang pembayaran (payment gateway), card switching, dan lainnya, yang bersifat end to end.

Berdasarkan riset Dealroom, Finch Capital dan MDI Ventures yang dirilis bulan ini, lanskap strategi ‘exit’ startup di Asia Tenggara sejak 2015 sebagian besar berupa merger dan akuisisi. Target utamanya yakni perusahaan di sektor pembayaran dan manajemen investasi.

Dealroom, Finch Capital dan MDI Ventures memperkirakan, tren merger dan akuisisi meningkat pada 2020 hingga 2023. “Namun fokusnya pada startup asuransi (insurtech) dan penyedia solusi bisnis tahun ini,” demikian dikutip dari situs resmi Dealroom, September lalu (8/9).

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati, Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...