Riset: 35% Ibu di Indonesia Menggunakan OVO

Desy Setyowati
10 Agustus 2021, 06:00
ovo, grab, tokopedia, gojek, gopay
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi OVO di acara Indonesia Fintech Summit & Expo 2019 di Jakarta Convention Center, Jakarta (23/9/2019).

Namun perusahaan venture building asal Singapura Momentum Works menilai, merger Gojek dan Tokopedia menjadi GoTo menjadi berkah tersembunyi bagi OVO. Sebab, fintech ini bisa berfokus mengembangkan ekosistem sendiri.

“Secara strategis, GoTo seharusnya diuntungkan jika mempertahankan saham di GoPay dan OVO,” kata tim Momentum Works dikutip dari situs web, pada Juni lalu (29/6). DealStreetAsia sebelumnya melaporkan bahwa Tokopedia mempunyai 36,1% saham di induk OVO, Bumi Cakrawala Perkasa.

Lalu, co-founder Tokopedia Leontinus Alpha Edison dan William Tanuwijaya memiliki 5% melalui PT Wahana Innovasi Lestari yang diakuisisi dari Grab pada Februari 2020. Sedangkan Grab Inc menguasai 39,2% saham di induk OVO.

Momentum Works menilai, OVO akan mengubah langkah prioritas yang dianggap kurang bersaing, lalu mengonsolidasikan promosi. “Itu akan membantu OVO, dengan catatan. Tapi ini bukan poin utama,” kata tim Momentum Works.

Kuncinya yakni OVO secara strategis akan bisa lebih fokus dalam mengembangkan ekosistem sendiri, terlepas dari apakah Grab mengambil alih saham di GoTo atau tidak.

Momentum Works menilai, ekosistem OVO relatif komprehensif. “Dibandingkan dengan dompet yang disematkan, OVO sebagai aplikasi independen, memiliki lebih banyak kemiripan dengan Alipay,” kata tim.

Hal itu memberi OVO kapasitas untuk menjadi aplikasi super (superapp) di sektor keuangan dengan sendirinya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...